Padang Aro, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat akan menjadikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) goa batu kapal sebagai percontohan karena dinilai berhasil kelola destinasi pariwisata.
"Kita sudah meresmikan 20 pokdarwis. Saat ini yang maju pesat adalah kelompok Goa Batu Kapal dan akan dijadikan percontohan bagi yang lainnya," kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Denny Yuliandra di Padang Aro, Jumat.
Ia mengatakan, pokdarwis yang sudah dikeluarkan SK Bupatinya telah diberikan bimbingan teknis termasuk untuk melaporkannya ke pemerintah daerah.
Tetapi hingga kini, tambanya belum ada pokdarwis yang memberikan laporannya. Namun Pokdarwis Goa Batu Kapal secara lisan sudah memberitahukan kemajuannya.
"Kita mendorong Pokdarwis memberikan laporan tertulis pada pemerintah daerah," kata dia.
Ia menyebutkan, untuk kunjungan wisatawan selama libur Lebaran cukup tinggi termasuk di Goa Batu Kapal yang mencapai 21 ribu lebih.
Selain itu pada destinasi wisata Hot Waterboom, kata dia kunjungannya juga cukul tinggi yaitu lebih dari 21 ribu pengunjung selama libur lebaran.
Untuk saat ini, sebutnya yang memberikan PAD pada keuangan daerah baru Hot Waterboom yang dikelola pemerintah sedangkan sisanya berbasis masyarakat melalui Pokdarwis.
"Total PAD yang telah dihasilkan semenjak Januari hingga sekarang sudah mencapai Rp 245,9 Juta sedangkan targetnya tahun ini sebesar Rp250 juta," kata dia.
Dia menjelaskan, khusus pengelolaan destinasi wisata HWB butuh evaluasi dan perbaikan maupun peningkatan pelayanan untuk kenyamanan pengunjung kedepannya.
Selain itu katanya, juga membutuhkan ketersediaan lahan parkir yang memadai supaya pengunjung lebih nyaman lagi.
"Lahan parkir kita sangat minim dan tidak mampu menampung jumlah pengunjung yang terus meningkat dan tahun ini kita sudah anggarkan dana untuk pembebasan lahannya," ujarnya.
Khusus libur Lebaran tahun ini ujarnya, parkir dikelola oleh pemuda setempat dengan sistem koorporasi dengan pengelola.
Terkait keluhan masyarakat tentang mahalnya tarif parkir tersebut katanya, akan di evaluasi bersama dengan pihak pelaksana di lapangan nantinya.
Sedangkan untuk sistem pengairan air hangat yang mengairi HWB, katanya memang belum memungkinkan terjaganya kehangatan air setiap saat.
"Ini semua tentunya menjadi bahan evaluasi bersama, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana di obyek wisata ini," ujarnya.
Ia menambahkan, kritikan dan masukan semua pihak akan di jadikan bahan perbaikan untuk masa yang akan datang supaya pengelolaan HWB lebih bagus lagi.
Sebelumnya saat libur lebaran salah seorang pengunjung dari Kerinci Jambi mengeluhkan tarif parkir yang mahal serta lokasinya hanya di pinggir jalan.
Selain itu masalah instalasi air panasnya juga kurang bagus sebab di pemandian anak-anak airnya malah dingin. (*)
Berita Terkait
Trauma pasca banjir bandang, warga minta batang air di Sawah Liek di keruk dan dipasang batu bronjong
Sabtu, 23 Maret 2024 13:48 Wib
Menikmati kopi peninggalan Belanda di Batu Patah Payo
Kamis, 7 Maret 2024 5:07 Wib
Menikmati "kopi peninggalan Belanda" di indahnya Agro Wisata Batu Patah Payo
Rabu, 6 Maret 2024 8:07 Wib
Produksi kerajinan batu bara Sawahlunto
Senin, 4 Maret 2024 15:34 Wib
Nilai ekspor batu bara mengalami penurunan
Selasa, 20 Februari 2024 13:28 Wib
Ekos Albar Hadiri Peletakan Batu Pertama Lapangan Mini Soccer KSMR
Kamis, 8 Februari 2024 11:53 Wib
Pemanfaatan sungai untuk angkutan batu bara
Rabu, 24 Januari 2024 16:18 Wib
Unjuk rasa sopir truk batu bara
Senin, 22 Januari 2024 16:05 Wib