Tiket Pesawat Jadi Penyumbang Inflasi di Padang

id Inflasi, Tiket Pesawat, Bandara

Tiket Pesawat Jadi Penyumbang Inflasi di Padang

(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ama/17)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mengemukakan kenaikan harga tiket pesawat menjadi menjadi salah satu komponen penyumbang inflasi di Padang pada Juni 2017.

"Karena bertepatan dengan Lebaran harga tiket pesawat naik berlipat-lipat dan memberikan andil sebesar 0,10 persen terhadap angka inflasi yang berada pada posisi 0,34 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Senin.

Menurut dia tingginya permintaan karena ada tradisi mudik menyebabkan harga tiket pesawat menjadi naik.

"Selain tiket pesawat, penyumbang inflasi terbesar lainnya pada Juni 2017 adalah tarif listrik dengan andil mencapai 0,26 persen," ujar dia.

Akan tetapi sejumlah komoditas mengalami penurunan harga pada Juni 2017 yaitu cabai merah, beras, bawang putih, jeruk, gula pasir , laptop, udang basah, pir, sepat, siam, pasta gigi dan beberapa komoditas lainnya.

Artinya meskipun memasuki bulan puasa harga sejumlah komoditas yang biasanya naik seperti cabai kondisinya stabil dan tidak naik.

Dari 23 kota di Sumatera pada Juni 2017, 22 kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar 1,83 persen dan yang terendah di Pekanbaru 0,15 persen.

Sementara satu-satunya kota yang mengalami deflasi adalah Pematang Siantar sebesar 0,07 persen.

Sementara Padang menduduki peringkat ke-18 dari seluruh kota yang mengalami inflasi dan Bukittinggi berada pada posisi 21 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera.

Sementara berdasarkan penelusuran yang dilakukan lewat laman penyedia tiket pesawat udara sepekan menjelang Lebaran rata-rata harga tiket pesawat untuk rute Jakarta-Padang berkisar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta.

Sedangkan dalam kondisi normal harga tiket hanya Rp500 ribu hingga Rp900 ribu.

Salah seorang pemudik yang pulang ke Padang Kurnia mengaku mendapatkan tiket dengan harga Rp1,7 juta yang dipesan seminggu jelang Lebaran.

Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta maskapai Garuda Indonesia lebih proporsional dalam menetapkan tarif tiket Jakarta-Padang dan sebaliknya, terutama saat Ramadhan dan Lebaran agar tidak menjadi penyebab utama inflasi di daerah itu.

"Selama ini Garuda hampir selalu menggunakan tarif batas atas untuk rute Jakarta-Padang dan sebaliknya, sehingga menjadi salah satu penyebab tingginya angka inflasi," kata dia.

Menurutnya tarif tiket Garuda menjadi patokan bagi maskapai lain dalam menetapkan tarif. Jika Garuda menggunakan batas atas, maskapai lain akan ikut menyesuaikan hingga tarif rute Jakarta-Padang menjadi mahal.

Ia mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar telah tiga kali melayangkan surat pada Garuda Indonesia, tetapi selalu diberikan jawaban normatif tentang tarif atas dan tarif bawah sesuai Permenhub No.14 tahun 2016.

"Jawabannya seolah Pemprov Sumbar ini anak kecil semua yang tidak paham aturan. Garuda memang tidak menyalahi aturan dengan tarifnya. Tapi yang kita minta itu jangan pakai batas atas terus," katanya. (*)