Mentan Buka Peluang Impor Daging Sapi Chile

id Mentan, Andi Amran Sulaiman, Impor Daging, Chile

Mentan Buka Peluang Impor Daging Sapi Chile

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. (ANTARA FOTO)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Chile berminat mengekspor daging sapi dan Indonesia pun membuka peluang tersebut guna menurunkan harga daging sapi di tingkat konsumen.

Usai kedatangan Duta Besar Chile untuk Indonesia Gonzalo Mendoza di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu, Menteri Amran mengatakan impor daging sapi dari Chile akan dibuka jika harganya bisa bersaing dengan daging sapi dari India.

"Saya katakan ya kalau harganya bisa sama dengan India. Harganya harus bisa bersaing, kalau enggak, tidak bisa masuk. Dia belum menyebutkan harga tapi saya bukakan peluang Chile, Brasil, Meksiko juga buka. Jangan sampai lebih dari Rp80 ribu sampai konsumen," kata Amran.

Ia menjelaskan alasan Kementerian Pertanian membuka keran impor untuk berbagai negara agar harga daging sapi di tingkat eceran dengan syarat harga bisa bersaing, hewan ternak bebas penyakit mulut dan kuku (PMK), berlabel halal dan memenuhi syarat internasional.

Indonesia juga menawarkan investasi hewan ternak (live cattle), jagung dan gula kepada Chile.

Selain itu, Amran meminta Chile untuk membantu menghadang kampanye negatif terkait ekspor produk kelapa sawit dari Indonesia.

Ada pun Indonesia saat ini diterpa larangan dari Uni Eropa terkait pengunaan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit pada 2020 serta tuduhan antidumping dan antisubsidi biodiesel yang dilaporkan Dewan Biodiesel Amerika Serikat.

Karena permasalahan tersebut, parlemen Uni Eropa melarang Indonesia mengekspor produk kelapa sawitnya dan biodiesel ke negara lain. Kebijakan ini tentunya akan berdampak bagi ekspor kelapa sawit Indonesia.

"Kami undang Chile untuk membantu negative campaign karena masalah palm oil ini penting. Kita tidak usah terlalu khawatir karena Indonesia sudah mengubah dari minyak mentah kelapa sawit menjadi biofuel," ungkapnya.

Menurut dia, permasalahan kelapa sawit tidak hanya harus dilihat dari segi ketahanan lingkungan, tetapi juga kesejahteraan para pekebun sawit. (*)