Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian Sumbar Meningkat

id Puji Atmoko

Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian Sumbar Meningkat

Kepala Perwakilan BI Sumbar, Puji Atmoko. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pertumbuhan lapangan usaha pertanian di provinsi itu mengalami peningkatan pada triwulan I 2017 sebesar 4,38 persen atau naik 3,9 poin dibandingkan triwulan IV 2016 yang hanya 0,48 persen.

"Meningkatnya produksi tanaman bahan makanan akibat pergeseran musim tanam dari triwulan III ke triwulan IV 2016 meningkatkan panen pada periode triwulan I 2017," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Puji Atmoko di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumatera Barat triwulan I 2017.

Menurutnya kondisi cuaca yang mulai kondusif untuk proses produksi dan pengeringan gabah turut mendukung panen tanaman bahan makanan pada triwulan I 2017.

Selain faktor alam, adanya komitmen dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah memberikan andil positif bagi peningkatan hasil panen di Sumatera Barat, ujar dia.

Ia menambahkan untuk meningkatkan produksi padi, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sumbar memfokuskan pada program intensifikasi lahan termasuk pemanfaatan teknologi, pembenihan, pengairan irigasi dan teknologi budidaya.

Khusus untuk teknologi budidaya padi telah dilakukan pengembangan dan peningkatan implementasi sistem tanam jajar legowo yang mampu meningkatkan produktivitas lahan sebesar 20 persen, ujarnya.

Kemudian meningkatnya pasokan tanaman bahan pangan juga tercermin dari turunnya pertumbuhan harga gabah kering di tingkat penggilingan pada triwulan I 2017 dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pada sisi lain, ia mengatakan perbaikan kinerja pertanian juga ditopang pula oleh kenaikan produksi tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit dan karet.

Kondisi cuaca yang kondusif beriringan dengan kenaikan harga komoditas mengakibatkan kenaikan permintaan sehingga memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Hal ini terkonfirmasi dari hasil liaison yang menunjukkan bahwa rata-rata kapasitas utilisasi diperkirakan dapat mencapai posisi 100 persen dalam enam bulan pertama tahun 2017 seiring kecenderungan kenaikan harga CPO dunia dan sudah optimalnya produksi kebun sawit tanpa adanya kendala cuaca seperti 2015, ujarnya.

Selain itu, meningkatnya produksi perikanan pada awal 2017 turut memberikan dampak positif bagi kinerja pertanian.

Kondisi ini sebagai dampak dari kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan subsektor perikanan dan kelautan yang salah satu prioritasnya adalah pengembangan perikanan dan kelautan di Kepulauan Mentawai, sebutnya.

Hal ini dilakukan karena Kawasan Mentawai berbatasan langsung dengan Samudera Hindia sehingga memiliki potensi tangkap yang cukup besar, lanjut dia.

Ia menilai kebijakan ini memudahkan masyarakat untuk memperoleh sarana dan prasarana penunjang, termasuk pengadaan kapal perikanan, bibit kerapu, alat pengolahan dan penyimpanan es.

Sementara Pemerintah Provinsi Sumbar mengembangkan pertanian organik padi pada sembilan desa yang terdapat di kabupaten dan kota di provinsi itu, guna meningkatkan produksi padi organik.

Kepala Satuan Petugas (Satgas) Organik, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan setempat, Ramailis mengatakan pengembangan desa pertanian organik dengan total luas 180 hektare pada sembilan desa .

Ia menyebutkan lokasi pengembangan itu antara lain di Kabupaten Tanah Datar, Solok Selatan, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Pasaman, Dharmasraya dan Kota Solok.

"Masing-masing lahan seluas 20 hektare di masing-masing kabupaten dan kota tersebut," tambahnya. (*)