BBPOM: Tak Ditemukan Takjil Berbahaya di Pariaman

id BBPOM, Padang, Takjil, Pariaman

BBPOM: Tak Ditemukan Takjil Berbahaya di Pariaman

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Sumatera Barat, Zulkifli (kanan) mengambil sampel untuk memastikan indikasi takjil mengandung zat berbahaya di pasar Kota Pariaman, Selasa (13/6). BBPOM di Padang mengeluhkan maraknya peredaran jamu ilegal baik dalam kemasan botol maupun saset di daerah itu. (Antara Sumbar/Aadiaat M. S.)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Sumatera Barat, Zulkifli menyatakan sejumlah pasar takjil di Kota Pariaman aman dari peredaran zat kimia berbahaya seperti rodhamin B dan boraks.

"Kami telah memeriksa 18 sampel dari dua pasar takjil di Kota Pariaman," katanya saat inspeksi mendadak di Pasar Pabukoan Pariaman, Selasa.

Namun dari hasil uji sementara yang dilakukan di mobil laboratorium menunjukkan ke Pasar Kurai Taji dan Pariaman aman dari peredaran zat kimia berbahaya pada takjil.

"Pada tahun sebelumnya pasar takjil di Kota Pariaman juga aman dari peredaran zat kimia berbahaya," katanya.

Tetapi kali ini pihaknya menindaklanjuti salah satu takjil yaitu pada agar-agar ke laboratorium BBPOM yang berada di Padang guna memastikan kandungannya karena hasilnya meragukan.

Ia mengatakan penindakan terhadap takjil mengandung zat berbahaya itu karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

"Zat kimia itu kalau dikonsumsi dalam waktu cukup lama dan rutin maka dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau warga di daerah itu untuk tidak tertarik dengan takjil yang berwarna mencolok karena biasanya pada ciri-ciri tersebut terindikasi zat berbahaya.

Sementara itu, Wakil Walikota Pariaman, Genius Umar mengatakan selama ini pihaknya melalui dinas terkait terus melakukan sosialisasi kepada pedagang agar tidak berjualan mengandung zat berbahaya.

"Kami juga menekankan kepada pedagang agar dalam berdagang tidak merugikan masyarakat apalagi di bidang kesehatan," katanya. (*)