Sekolah Lima Hari Seminggu, TPA Sumbar Sesuaikan Waktu Belajar

id Ali Asmar

Sekolah Lima Hari Seminggu, TPA Sumbar Sesuaikan Waktu Belajar

Ali Asmar. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Penerapan sekolah lima hari seminggu pada tahun ajaran baru ini harus disikapi dengan bijak oleh pengurus taman pendidikan Alquran dengan menyesuaikan waktu belajar, kata Sekretaris Provinsi Sumatera Barat Ali Asmar.

Menurut Ali Asman yang juga Ketua Tim Safari Ramadan Provinsi Sumbar, di Padang, Senin malam, jangan sampai penerapan lima hari sekolah itu mengganggu pendidikan nonformal yang berbasis agama.

Saat mengunjungi Masjid Jami', Nagari Padang Lua, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, menurutnya, kelaziman di Sumbar sepulang sekolah, anak-anak mengikuti pendidikan nonformal di masjid melalui taman pendidikan Alquran (TPA) dan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).

Sebagian kegiatan dilakukan sore hari setelah Salat Asar, sebagian malam hari selepas Magrib hingga Isya.

Dia mengingatkan bahwa pendidikan itu selain belajar membaca Alquran, juga belajar sejarah Islam dan akhlak.

Hal itu, katanya lagi, sejalan dengan falsafah yang dianut masyarakat Minang di Sumbar yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah atau adat bersendikan agama.

Ali Asmar berharap kebijakan sekolah lima hari hingga sore itu, tidak akan mematikan pendidikan agama nonformal di daerah itu.

"Pendidikan formal dan nonformal harus dilaksanakan bersamaan agar kemampuan keilmuan ditunjang dengan pemahaman agama yang baik," ujar dia.

Anggota Komisi V DPRD Sumbar Syaiful Ardi menilai, sistem sekolah lima hari itu tidak sesuai dilakukan di Sumbar.

Menurutnya, jika kebijakan itu diterapkan maka siswa pulang sekolah sekitar pukul 15.30 WIB atau pukul 16.00 WIB.

Ia menyatakan, waktu dan tenaga anak akan tersita untuk sekolah sehingga tidak ada kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial, membantu orang tua atau belajar mengaji di masjid.

"Sistem sekolah lima hari lebih cocok diterapkan di kota besar," kata dia pula. (*)