Bahaya, Empat Pabrik Kerupuk di Pessel Gunakan Boraks

id Balai BPOM, Sumbar, Zulkifli, Boraks, Kerupuk

Bahaya, Empat Pabrik Kerupuk di Pessel Gunakan Boraks

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Sumatera Barat, Zulkifli (kanan).(Antara Sumbar/Aadiaat M. S.)

Painan, (Antara Sumbar) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, Sumatera Barat, menemukan empat pabrik kerupuk nasi di Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, menggunakan boraks dalam proses produksinya.

"Kemarin, Rabu (7/6) kami bersama tim gabungan dari Pesisir Selatan mengambil beberapa sampel panganan di Pasar Inpres Painan dan Pasar Bayang, selanjutnya melakukan uji laboratorium dan hasilnya dua sampel berupa kerupuk nasi positif mengandung boraks," kata Kepala Balai BPOM Padang, Zulkifli yang dihubungi dari Painan, Kamis.

Bermodalkan hasil pengujian itu, pihaknya langsung mendatangi empat unit pabrik yang memproduksi kerupuk nasi di Kecamatan Bayang dan ketahui pada saat memproduksi pabrik tersebut menggunakan boraks.

Ia mengatakan temuan tersebut telah dilaporkan ke Dinas Pangan Pesisir Selatan dan Bupati setempat untuk segera ditindaklanjuti.

Menurutnya jika panganan yang mengandung boraks dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan gangguan ginjal, otak dan hati.

Selanjutnya, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan turunnya tekanan darah, menimbulkan depresi, pingsan hingga kematian.

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni berjanji akan segera mendatangi pabrik yang memproduksi kerupuk nasi tersebut.

"Tim akan segera kami utus, dan mereka akan memberikan rekomendasi terkait langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya," kata dia.

Pihaknya berjanji tidak akan mentolerir jika diketahui pencampuran boraks ke kerupuk nasi merupakan unsur kesengajaan untuk meraup keuntungan berkali-kali lipat dengan menomorduakan kesehatan masyarakat.

Kepada masyarakat pihaknya mengajak agar selektif memilih panganan dan tidak tergiur dengan penampilannya yang mencolok sehingga panganan yang dikonsumsi berdampak baik bagi tubuh bukan sebaliknya. (*)