PLN Siaga, Saat Banjir Trafo Dimatikan Untuk Antisipasi

id #PLN Banjir

PLN Siaga, Saat Banjir Trafo Dimatikan Untuk Antisipasi

Deputi Maneger Hukum dan Humas PLN Wilayah Sumbar Remialis. (c)

Padang, (Antara Sumbar) - PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat yang sudah memiliki standar operasional prosedur saat terjadi bencana, termasuk saat banjir melanda sejumlah wilayah Kota Padang, akhir Mei 2017.

Manajemen PLN harus mematikan sebanyak 26 unit trafo di kawasan banjir sebagai antisipasi agar warga tidak tersengat listrik.

Deputi Manager Hukum dan Humas PLN Wilayah Sumbar, Remialis di Padang, membenarkan pemadaman atau memtikan trafo itu sebagai penerapan SOP siaga.

Sebab, jika arus listrik tetap ada saat permukiman warga terkena banjir, bisa berpotensi warga tersengat listrik, apalagi air sudah merendam sebagian rumah warga.

Lokasi yang sempat dimantikan pada peristiwa banjir, Rabu (31/5) sekitar 26 titik diantaranya pada kawasan jalan Khatib Sulaiman, Padang Baru, Jalan Veteran, Jalan Kartini, Kawasan Rohana Kudus, dan kawasan Pondok.

Selanjutnya di jalan Perintis Kemerdekaan, Sawahan, Gajah Mada, Teluk Sirih, Sungai Pisang, Jondul Rawang, dan Parak Jigarang.

Ia menjelaskan upaya itu sengaja dilakukan dengan tujuan pengamanan masyarakat di kawasan yang terdampak banjir tersebut.

Apalagi, banyak masyarakat yang memasang stop kontak listriknya di tempat yang rendah dalam rumah sehingga saat air masuk rumah potensi terendam.

Ia mengatakan, jangan sampai mereka mengalami korsleting akibat masih mengalirnya arus listrik. Bila itu terjadi bisa buruk dampaknya pada warga, maka mohon untuk dimaklumi kalau saat banjir listrik padam.

Namun, dalam standar yang ada pemadaman listrik dilakukan secara bertahap sampai kawasan yang terendam banjir aman dan kembali normal.

Upaya pemantauan dilakukan petugas PLN terhadap kawasan-kawasan terdampak banjir. Jika kondisi sudah untuk dihidupkan kembali, maka PLN akan menghidupkan kembali sesegeranya.

"Jika air sudah surut, kami langsung menyalakan kembali," tegasnya.

Sebaliknya, kata dia, pemadaman akan terus berlanjut apabila ketinggian air masih melebihi setengah meter.

"Walau ada pelanggan yang memaksa untuk menghidupkan, kami tetap tidak akan menghidupkan, karena langkah itu demi keselamatan warga," tegasnya.***