Pasaman Catat 22 Kasus DBD Selama 2017

id dbd

Pasaman Catat 22 Kasus DBD Selama 2017

Pasien kasus DBD dirawat di RSUD. (Antara)

Lubuk Sikaping, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 22 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah dari Januari hingga April 2017.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Jonneri Masli di Lubuk Sikaping, Selasa, mengatakan dari 22 kasus tersebut 15 kasus terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping, selebihnya lima kasus di Kecamatan Padang Gelugur dan dua kasus di Kecamatan Rao.

Ia menjelaskan dari golongan umur terbanyak terjangkit DBD antara usia 15-44 tahun dengan 11 kasus, usia 5-9 tahun empat kasus, usia 10-14 tahun tiga kasus, usia 45 tahun ke atas tiga kasus, dan usia 1-4 tahun satu kasus.

Pada 2016 tercatat sebanyak 137 kasus DBD dengan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping sebanyak 116 kasus, Kecamatan Rao sebanyak sembilan kasus, Kecamatan Padang Gelugur lima kasus, Kecamatan Mapattunggul empat kasus, dan Kecamatan Rao Selatan tiga kasus.

"Karena banyaknya kasus terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping maka kita telah menetapkan sebagai daerah endemik DBD," ujarnya.

Menurutnya DBD tersebut disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan virus dengue.

"Biasanya nyamuk tersebut menyerang pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00-19.00 WIB. Itu waktu rawan terserangnya nyamuk Aedes Aegypti ini," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai serangan penyakit DBD ini, terutama dalam cuaca ekstrem yang sering terjadi belakangan ini.

"Sejauh ini belum ada korban jiwa. Kita berharap itu tidak terjadi," ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat diminta untuk mengenal tanda-tanda dan gejala seseorang yang terjangkit DBD seperti demam tinggi hingga tiga hari bahkan mencapai 40 derajat celcius, nyeri sendi dan timbulnya bintik-bintik merah.

"Jika sudah terserang segera bawa ke puskesmas dan rumah sakit sehingga bisa ditangani lebih cepat," ujarnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya DBD ini, pihaknya telah melakukan fogging atau pengasapan di Kecamatan Rao yakni di belakang Pasar Rao sebanyak 150 rumah dan akan dilakukan secara bertahap di beberapa kecamatan lainnya.

"Namun fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja," katanya.

Untuk membunuh jentiknya perlu dilakukan oleh masyarakat seperti memgubur barang bekas, menguras bak mandi minimal seminggu sekali dan menutup tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.

"Masyarakat juga harus selalu memperhatikan kebersihan lingkungannya agar nyamuk pembawa virus dengue tersebut tidak berkembang," ujarnya. (*)