Pelajar SMA di Padang Tak Hiraukan Imbauan, Kelulusan Diwarnai Coret-Konvoi

id Kelulusan SLTA, Padang

Pelajar SMA di Padang Tak Hiraukan Imbauan, Kelulusan Diwarnai Coret-Konvoi

Kelulusan siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) di warnai aksi coret-coret seragam dan konvoi di jalanan, Selasa (2/5). (Antarasumbar/Pratiwi Tamela)

Padang, (Antara Sumbar) - Sejumlah siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), masih melakukan aksi coret-coret seragam dan konvoi dalam merayakan kelulusan.

Berdasarkan pantauan di beberapa titik di daerah itu, Selasa, siswa mulai bergerak tanpa menggunakan helm dari arah Sawahan menuju kawasan Pondok dan berakhir dengan berkumpul di lokasi Pantai Padang.

Aksi coret-coret seragam dan konvoi tersebut dilakukan sebelum pengumuman kelulusan secara resmi dilakukan oleh pihak sekolah pada pukul 15.00 WIB

Salah seorang siswa SMK Nela (17) mengatakan aksi coret-coret dan konvoi di jalanan tersebut dilakukan dalam rangka meluapkan kegembiraan karena telah lulus dari bangku SLTA.

"Ketika kuliah maka tidak akan ada lagi hal-hal seperti ini," katanya.

Meskipun hasil kelulusan belum diumumkan secara resmi, ia mengakui bahwa seluruh siswa di sekolahnya lulus, karena hal itu sudah diberitahukan sebelumnya oleh pihak sekolah.

"Kelulusan ditentukan oleh pihak sekolah, maka kami semua yakin lulus," katanya.

Sementara, salah seorang warga Kota Padang, Asri (31) mengatakan hal yang dilakukan oleh para siswa tersebut mengganggu kenyamanan pengendara lain, dan juga membahayakan diri mereka sendiri.

"Seharusnya ketika lulus mengucap rasa syukur, bukan melakukan aksi yang tidak bermanfaat seperti itu," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan, Sumbar, Burhasman Bur telah mengimbau pihak sekolah di daerah itu agar mengingatkan siswa untuk tidak melakukan coret-coret seragam dan konvoi saat pengumuman kelulusan.

Ia mengatakan, banyak kerugian yang akan didapatkan jika melakukan coret-coret seragam dan konvoi di jalanan, seperti terjadinya kecelakaan dan mengganggu kenyamanan pengendara lain yang berada di jalanan.

Baju seragam, misalnya, katanya dapat disumbangkan kepada yang membutuhkan, sehingga hal itu dapat memberikan manfaat kepada orang lain, daripada di coret-coret.

Sedangkan untuk penentuan kelulusan, Burhasman mengatakan ditentukan oleh masing-masing sekolah berdasarkan kriteria tertentu. (*)