Indonesia-AS Tanda Tangani Sembilan Kesepakatan Bisnis

id Jusuf Kalla

Indonesia-AS Tanda Tangani Sembilan Kesepakatan Bisnis

Jusuf Kalla. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Indonesia-Amerika Serikat, di Jakarta, Jumat, menandatangani sembilan kesepakatan bisnis dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Wapres AS Mike Pence ke Indonesia, 19-21 April 2017.

Siaran pers Kementerian ESDM yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan kesembilan kesepakatan bisnis tersebut terdiri atas dua penandatanganan yang disaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Wapres AS Mike Pence.

Kedua kesepakatan itu adalah pasokan gas alam cair (LNG) sebesar satu juta ton per tahun dari ExxonMobil ke PT Pertamina (Persero) selama 20 tahun yang dimulai 2025.

Serta, kerja sama Pacific Infra Capital, PT Infra Cerdas Indonesia, dan PT PLN (Persero) untuk pemasangan "smart-metering" di jaringan listrik Jawa-Bali.

Selanjutnya, tujuh penandatanganan kesepakatan bisnis yang disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan.

Kesepakatan bisnis pertama adalah kerja sama PLN-Power Phase untuk pemasangan "turbo phase booster system" pada PLTG.

Teknologi tersebut dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, mengurangi emisi, dan memperbesar "output" listrik yang dihasilkan.

Kedua, kerja sama PLN dan Applied Materials Inc untuk memasang "fault current limiter" yang dapat mengurangi "fault current levels" di jaringan listrik Jawa Barat.

Applied Materials berkeinginan untuk melakukan studi kelayakan untuk teknologi tersebut pada gardu induk berkapasitas 500 kV.

Ketiga adalah kerja sama PLN-Halliburton untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Tulehu, Ambon dan strategi jangka panjang pengembangan panas bumi.

Keempat, kerja sama PT Jababeka Infrastructure dan Greenbelt Resources untuk pengembangan fasilitas "waste to resource" di kawasan insustri Jababeka yang akan disebut JababECO.

Kelima, kerja sama TNI Angkatan Udara Indonesia dengan Lockheed Martin terkait teknologi "sniper advanced targeting pods" (ATP).

Keenam, kerja sama PT Dirgantara Indonesia dan Honeywell untuk penyediaan 34 mesin "turboprop" TPE331.

Terakhir, kerja sama Pemerintah Samarinda dan NextGen untuk proyek "low carbon waste-to-electricity".

Dalam kesempatan tersebut, diumumkan juga kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya, yaitu antara PLN dan General Electric (GE) terkait pengadaan turbin yang paling efisien, membantu menekan harga, dan mereduksi emisi karbon.

GE dan mitranya telah mendukung beroperasinya 600 MW pembangkit listrik dalam proyek 35.000 MW dan akan mensuplai tambahan pembangakit listrik sebesar 2.650 MW.

Selain itu, juga diumumkan kerja sama PLN dan Ormat Technologies dalam penyelesaian PLTP Sarulla 3x110 MW dengan total investasi sekitar 1,7 miliar dolar AS.

Dari investasi tersebut, 260 juta dolar pengadaannya didukung Ormat.

PLTP Sarulla Unit I telah beroperasi secara komersial sejak Maret 2016.

Pembangkit tersebut akan menjadi terbesar di dunia dan PLTP paling efisien di Indonesia.

Tujuan kunjungan Wakil Presiden Pence antara lain memperdalam hubungan ekonomi, meningkatkan kerja sama untuk prioritas keamanan regional bersama, dan meningkatkan hubungan dan pertukaran antarmasyarakat. (*)