UPT Konservasi Penyu Pariaman Kekurangan Sarana Monitoring

id UPT Konservasi Penyu Pariaman

Pariaman, (Antara Sumbar) - Unit Pelaksana Teknis Konservasi Penyu Kota Pariaman, Sumatera Barat, kekurangan sarana monitoring untuk mencari telur penyu.

"Karena kekurangan sarana maka kami hanya memonitor telur penyu di sepanjang pantai saja," kata Pengelola UPT Konservasi Penyu setempat, Irwan di Pariaman, Jumat.

Ia mengatakan pihaknya saat ini hanya bisa menjalankan kegiatan apa adanya sambil menunggu peraturan gubernur (pergub) keluar untuk kegiatan operasional di konservasi itu pascapenerapan Undang-undang 23 Tahun 2014.

"Apabila pergub keluar dan sarana sudah lengkap maka kita akan melakukan kegiatan seperti biasa kembali," katanya.

Karena kekurangan sarana serta cuaca tidak menentu maka memasuki triwulan pertama di 2017 hanya 1.743 butir telur yang diinkubasi.

Telur yang diinkubasi tersebut ditemukan pada Januari dengan jumlah telur 884 butir, Februari 759 butir, sedangkan pada Maret 2017 hanya 100 butir.

Sebagian besar telur-telur tersebut ditemukan di pantai Katapiang, Kecamatan Batang Anai, dan Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar.

Ia mengatakan karena faktor cuaca membuat penyu urung bertelur di sepanjang pantai kawasan UPT itu dan diprediksi penyu-penyu tersebut lebih memilih bertelur di pulau-pulau.

"Dari jumlah yang diinkubasi serta pengaruh cuaca hanya sekitar 700-an butir telur yang menetas," ujarnya.

Ia berharap Pergub untuk operasional konservasi itu cepat keluar agar pihaknya dapat mencapai terget inkubasi telur untuk tahun ini yaitu 15 ribu sampai 20 ribu butir telur.

"Dan tentunya target tersebut ke depan akan kita evaluasi apabila ada mungkinan bisa ditingkatkan," kata dia.

Sementara itu, salah seorang anggota organisasi peduli biota laut di daerah itu, Tabuik Diving Club, Rudi Yudistira meminta pemerintah provinsi untuk lebih memperhatikan konservasi penyu di Kota Pariaman.

Hal tersebut disebabkan selama ini organisasinya dengan UPT Konservasi Penyu tersebut sering berkolaborasi untuk memperhatikan biota laut, seperti monitoring telur penyu dan menanam terumbu karang.

"Namun sekarang konservasi itu telihat tidak menunjukkan kegiatan seperti biasa lagi," ujar dia. (*)