Menanti Riza Falepi Mengulang Sukses di Payakumbuh

id Riza Falepi

Menanti Riza Falepi Mengulang Sukses di Payakumbuh

Riza Falepi. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Lebih kurang enam bulan lagi tepatnya 24 September 2017 Kota Payakumbuh, Sumatera Barat akan resmi dipimpin oleh nakhoda lama-baru pasangan Riza Falepi-Erwin Yunaz yang telah terpilih pada pilkada setempat.

Pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu, meraih 24.946 suara atau 43,62 persen dari total 57.178 suara sah.

Petahana Riza dengan pendamping barunya, Erwin, berhasil mengungguli kedua kompetitor Wendra Yunaldi-Ennaidi yang hanya mendapatkan 11.058 suara atau 19,33 persen serta Suwandel Muchtar-Fitrial Bachri memperoleh 21.174 suara atau 37,03 persen suara.

Kemenangan Riza-Yunaz diperkuat oleh keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Nomor 27/PHP.KOT-XV/2017 yang menyatakan gugatan pasangan Suwandel Muchtar dan Fitrial Bachri terkait sengketa hasil pilkada tidak dapat diterima.

Penetapan Riza-Erwin sebagai wali kota dan wakil wali kota terpilih resmi dilakukan pada rapat pleno terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Payakumbuh pada 5 April 2017.

Meskipun Riza adalah petahana namun pada periode kedua ia akan didampingi oleh wakil yang baru setelah pada periode pertama ia didampingi oleh Suwandel Muchtar.

Suwandel yang memutuskan berpisah dengan Riza dan maju sebagai calon wali kota harus mengakui keunggulan Riza dengn selisih 3.772 suara. Meskipun pada awalnya Suwandel-Fiitrial tidak puas atas perolehan suara itu, akhirnya gugatannya yang diajukan oleh pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Demokrat, Golkar, Hanura, Nasdem, dan Partai Amanat Nasional (PAN) itu kandas.

Dalam putusan itu, Mahkamah Konstitusi menyatakan dalam menangani perkara pilkada sebagaimana diatur Pasal 158 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota (UU Pilkada), seseorang atau kelompok dapat mengajukan permohonan apabila suara satu calon dengan yang lain berselisih maksimal dua persen.

Dalam pemaparan rencana program, pasangan Riza Falepi-Erwin Yunaz menyatakan akan fokus pada sektor pertanian dan pariwisata, disamping melanjutkan program yang dilaksanakan pada periode sebelumnya.

Kedua sektor tersebut dinilai dapat memberikan dampak terhadap peningkatan perekonoian masyarakat yang mayoritas sebagai petani, kata Riza Falepi.

Ia ingin petani Payakumbuh mempunyai nilai tambah sehingga punya daya tawar yang kuat, untuk itu program yang perlu digalakkan ke depannya adalah "Gerakan Payakumbuh Menanam".

Ia memberikan tawaran konkret bertanam bawang merah, karena komoditas tersebut punya nilai jual cukup tinggi sehingga masyarakat dapat sejahtera, sebab hasil jauh lebih tinggi dari bertanam padi.

Selain menggalakan bertanam bawang merah, para petani juga dapat bercocok tanam sayur-sayuran yang lainnya sehingga ke depan Payakumbuh dapat menyuplai sayur bagi daerah lain.

Menurutnya, suhu Payakumbuh cocok untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman palawija itu, sehingga masyarakat tidak perlu gamang dan bimbang, sebab sejumlah petani telah menekuninya.

Kemudian pasangan tersebut juga memfokuskan sektor pariwisata, karena menjadi program unggulan pemerintah pusat dan Pemprov Sumbar apalagi keberadaan Payakumbuh yang berada di daerah perlintasan dapat mengambil kesempatan emas ini untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Secara kasat mata, Payakumbuh tidak memiliki destinasi wisata unggulan yang dapat mengundang wisatawan berbondong-bondong datang, tapi kota tersebut memiliki sejumlah kuliner yang bisa menarik pengunjung, apalagi bagi mereka yang hobi kuliner.

"Saat ini kuliner malam yang ada di Payakumbuh sudah dikenal ke luar daerah. Ini juga ada menjadi perhatian ke depan," kata dia.

Riza-Erwin juga akan akan mengembangkan serta membina pelaku UMKM, disamping sektor pertanian dan pariwisata.

Kemudian juga membenahi sektor pendidikan, walaupun pengglolaan pendidikan di Payakumbuh termasuk terbaik di Sumbar. Hal ini menjadi perhatian, karena pendidikan dapat membentuk karakter manusia dengan seutuhnya.

Sementara pembenahan infrastruktur, baik itu jalan, saluran air, dan irigasi untuk menunjang sektor pertanian.

Kembali Bersatu

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Payakumbuh Wirianto Datuak Paduko Bosa Marajo mengajak semua masyarakat setempat kembali bersatu membangun daerah setelah pilkada berakhir.

"Bagi yang kalah terima kekalahan dengan lapang dada, dan pihak yang menang terima kekalahan dengan rendah hati. Mulai saat ini mari kembali barsatu," kata dia.

Ia mengatakan semua pihak harus siap menerima hasil hasil pilkada, sebagai komitmen sebelum masa kampanye dulu, yakni "Biduak Lalu Kiambang Batawuik".

Menurutnya masyarakat "Kota Batiah" perlu bersatu kembali setelah semua proses pesta demokrasi berakhir. Walaupun hasil pilkada tersebut digugat ke Mahkamah Konstitusi, namun sengketa tidak dapat diterima Mahkamah Konstitusi.

"Mulai sekarang jangan ada lagi ini pendukung atau relawan pasangan nomor satu, dua, dan tiga. Semuanya masyarakat Payakumbuh, dan mari bersatu membangun daerah sesuai dengan posisi dan tupoksi masing," kata dia.

Pihak LKAAM, kata dia, meminta pemerintah kota agar lebih memperhatikan adat istiadat dan kebudayaan lokal sehingga tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, serta teknologi saat ini.

Ia menilai ke depan perlu melakukan pembinaan dan pengajian adat untuk bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda, sehingga mereka dapat memahami kebudayaan serta adat istiadat daerah.

Kemudian juga melakukan kajian terhadap adat istiadat tersebut, sebab ada bagian dari adat istiadat yang tidak relevan dengan kondisi saat ini. Untuk itu perlu dilakukan pembaharuan agar adat sesuai dengan kondisi saat ini.

Sehingga kebudayaan lokal itu sesuai dengan perkembangan zaman karena adat daerah itu "usang-usang dipabaharui, lapuak-lapuak dikajangi".

Wirianto menambahkan pihaknya juga mengharapkan Budaya Alam Minangkabau (BAM) agar dimasukkan ke dalam mata pelajaran di sekolah, disamping pembinaan dan pelajaran adat yang dilakukan di luar sekolah.

"Selain pelajaran di luar sekolah, BAM perlu dimasukkan kembali ke mata pelajaran di sekolah agar generasi penerus dapat memahami adat istiadat daerah," tambah dia. (*)