Saatnya Elpiji Tiga Kilogram Lebih Tepat Sasaran

id elpiji

Saatnya Elpiji Tiga Kilogram Lebih Tepat Sasaran

Pekerja menata tabung gas elpiji 3 kg di pangkalan gas elpiji. (Antara)

Pada September 2016, Maidir (54), warga Kuranji, Padang, Sumatera Barat, kesulitan mencari gas elpiji tiga kilogram karena di kedai langganannya persediaan habis.

Setelah mencari hingga ke pusat kota akhirnya ia mendapatkan gas elpiji dengan harga Rp20 ribu per tabung, lebih mahal dibandingkan harga normal yang hanya Rp17 ribu.

"Mau bagaimana lagi kami butuh, dicari kemana-mana tidak ada, biasanya tidak pernah kosong seperti ini," katanya, mengeluh.

Memasuki pekan kedua September 2016 persediaan gas elpiji tiga kilogram mengalami kelangkaan di Kota Padang, menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memasak.

"Kalau pakai yang 12 kilogram ada tapi mahal, biasanya kami pakai elpiji tiga kilogram tahan hingga satu bulan," lanjut Maidir.

Kelangkaan gas tersebut terjadi akibat meningkatnya permintaan sehingga stok yang ada di distributor dan agen cepat habis.

Akibatnya PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera bagian utara (Sumbagut) menambah pasokan elpiji tiga kilogram di Kota Padang sebanyak 27.440 tabung.

"Penambahan ini dilakukan guna memenuhi peningkatan konsumsi elpiji di Kota Padang," kata Area Manager Communication and Relations Pertamina Sumbagut Fitri Erika.

Ia menyebutkan dalam kondisi normal pada September 2016 telah disalurkan 546.000 tabung elpiji tiga kilogram dan dengan adanya penambahan 27.440 tabung total yang didistribusikan menjadi 573.440 tabung.

Menurutnya mengacu kepada Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2009 konsumen elpiji tiga kilogram subsidi yang berhak menggunakannya adalah rumah tangga dan usaha mikro.

"Maka pelayanan elpiji tiga kilogram menggunakan kartu keluarga atau identitas setempat," ujarnya.

Sementara Sales Eksekutif Pertamina Marketing Elpiji Pertamina Sumbar Chairul Anwar menyampaikan elpiji tiga kilogram adalah barang bersubsidi.

Untuk stok masing-masing di daerah yang menetapkan adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sementara Pertamina hanya mendistribusikan, katanya.

"Yang namanya barang bersubsidi ada kuota masing-masing daerah. Jadi kalau terjadi kelangkaan Pertamina hanya melakukan antisipasi, untuk penambahan kuota sepenuhnya kewenangan pemerintah," kata dia.

Ia menyebutkan untuk 2017 kuota elpiji tiga kilogram masih mengacu pada 2016 untuk Kota Padang, yaitu 16 ribu ton per bulan atau sekitar 79 ribu ton per tahun.

Ia menduga terjadinya kelangkaan elpiji tiga kilogram dapat saja karena ada yang melakukan perpindahan dari elpiji 12 kilogram.

Padahal elpiji tiga kilogram adalah barang bersubsidi yang artinya diperuntukan bagi masyarakat yang tidak mampu, seharusnya yang mampu tidak ikut memakai, ujar dia.

Akhirnya PT Pertamina secara resmi meluncurkan produk elpiji nonsubsidi bernama bright gas dengan berat tabung 5,5 kilogram di Sumatera Barat guna memenuhi kebutuhan akan bahan bakar yang lebih praktis dan efisien.

Selama ini ada jarak antara elpiji tiga kilogram dengan 12 kilogram karena selisih harga yang cukup jauh. Oleh sebab itu Pertamina menyediakan varian tabung 5,5 kilogram untuk mengisi celah tersebut, kata General Manager Pertamina Marketing Operation Region I, Eldi Hendry.

Ia mengatakan bright gas 5,5 kilogram secara harga lebih terjangkau yaitu Rp65 ribu per tabung dan tidak terlalu berat sehingga mudah diangkat oleh ibu-ibu yang hendak memasak.

"Ini dapat menjadi pilihan kepada konsumen yang membutuhkan bahan bakar elpiji karena lebih ringan dan praktis serta harga yang lebih terjangkau," ujar dia.

Selain itu, Eldi juga menyampaikan bright gas 5,5 kilogram memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki fitur katup ganda yang mengadopsi teknologi "double spindle valve system" (DSVS) sehingga dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung,

Kemudian ada tambahan fitur keamanan yang diperkuat dengan tambahan segel resmi Pertamina dilengkapi dengan hologram fitur "optical color switch" (OCS) yang telah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan.

Ia menyebutkan harga jual tabung bright gas 5,5 kilogram beserta isinya untuk wilayah Sumatera Barat sebesar Rp330.000, sedangkan untuk elpiji saja Rp65 ribu per tabung.

Bagi konsumen yang ingin mendapatkan bright gas 5,5 kilogram, juga bisa dengan menukarkan dua tabung kosong elpiji tiga kilogram dan tambahan uang senilai Rp110.000, lanjut dia.

Pada tahap awal telah disiapkan 65.000 tabung bright gas 5,5 kilogram melalui 20 agen dan 2.400 outlet termasuk pangkalan Elpiji PSO yang tersebar di Sumatera Barat, katanya.

Terkait adanya pandangan peluncuran bright gas 5,5 kilogram sebagai upaya mengurangi elpiji tiga kilogram Eldi membantah hal itu dan menegaskan yang 3 kilogram adalah program pemerintah sementara 5,5 kilogram nonsubsidi.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan peluncuran bright gas 5,5 kilogram merupakan solusi atas kelangkaan elpiji tiga kilogram sehingga tidak ada lagi konsumen yang sebenarnya mampu tapi masih menggunakannya.

"Secara harga lebih terjangkau dibandingkan 12 kilogram, sehingga diharapkan mereka yang menggunakan elpiji tiga kilogram adalah yang benar-benar berhak," katanya.

Ia mengatakan walaupun terlambat setidaknya ini adalah solusi mengatasi terjadinya kelangkaan gas tiga kilogram yang sebelumnya pernah terjadi.

Berbagai upaya coba dilakukan namun karena ada permaina oknum distributor dan ada warga yang sebenarnya tidak berhak tapi tetap menggunakan menyebabkan elpiji tiga kilogram langka, katanya.

Ia berharap setelah peluncuran elpiji 5,5 kilogram tidak terjadi lagi kelangkaan untuk tabung tiga kilogram dan dinikmati oleh mereka yang benar-benar tepat. (*)