Pemkot Padang akan Evaluasi Lokasi Pembakaran Mayat

id Krematorium, Pembakaran, Mayat, Padang

Pemkot Padang akan Evaluasi Lokasi Pembakaran Mayat

Sejumlah warga berorasi di depan rumah duka HBT, di Jalan Klenteng, Padang, Sumatra Barat, Rabu (22/3). (ANTARA SUMBAR/Novia Sisca Haryani)

Padang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat mengevaluasi terhadap lokasi pembakaran mayat atau krematorium yang dikelola oleh organisasi kematian Himpunan Bersatu Teguh (HBT) yang diduga berada di lokasi padat penduduk.

"Kami telah melakukan koordinasi dengan masyarakat kawasan Pondok terkait lokasi krematorium ini," kata Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam mediasi yang dilakukan antara HBT, HTT, Klenteng See Hin Kiong dan Katedral Santo Yusuf terkait lokasi krematorium itu, Senin.

Ia menjelaskan dalam pertemuan itu seluruh pihak sepakat untuk menghentikan operasional krematorium yang berada di Jalan Pasar Batipuh Kecamatan Padang Barat sampai ada keputusan tetap.

Untuk sementara, katanya pengelolaan krematorium ini akan dipegang oleh Klenteng See Hin Kiong. Terkait lokasi akan dibahas dalam pertemuan yang akan dilakukan dalam beberapa hari kedepan.

"Untuk tempat yang akan dijadikan lokasi krematorium akan kita musyawarahkan dan tidak akan melanggar aturan yang ada," katanya.

Ia mengatakan krematorium ini merupakan kebutuhan warga kota sehingga pemerintah memiliki kewajiban untuk memfasilitasinya.

"Kita juga mengajak masyarakat sekitar kawasan pondok untuk mencari solusi terkait lokasi pembakaran mayat," katanya.

Sementara Kepala Bidang Organisasi Hok Tek Tong (HTT) Albert Hendra Lukman mengatakan pihaknya telah bersepakat untuk lokasi krematorium tidak lagi dilaksanakan di lokasi padat penduduk.

Hal ini merupakan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 1987 terkait pemakaman. Dimana dalam regulasi tersebut menyebutkan bahwa krematorium tersebut harus berada di tempat pemakaman umum dan jauh dari rumah penduduk.

"Intinya dalam musyawarah ini kami tidak ingin ada polemik yang menyebabkan kerusakan kerukunan umat beragama di kawasan Pondok yang telah lama terjaga," katanya.

Sebelumnya, masyarakat Pasar Batipuh Pondok, Kecamatan Padang barat melakukan dua kali aksi protes pada Senin (21/3) dan Rabu (24/3) terhadap lokasi "krematorium" yang diduga berada di kawasan padat penduduk.

"Kami hanya ingin krematorium ini jangan berada di lokasi ini, silahkan prosesi ini dilakukan di lokasi lain yang telah ada seperti kawasan Bungus dan Gunung Padang," kata Anton salah seorang orator aksi protes tersebut. (*)