Pelestarian Budaya Minangkabau Butuh Dukungan Sekolah

id Taufik Efendi

Pelestarian Budaya Minangkabau Butuh Dukungan Sekolah

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Efendi. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Pelestarian budaya minangkabau di Sumatera Barat membutuhkan dukungan semua pihak agar bisa terlaksana dengan baik, salah satunya dari bidang pendidikan dengan memasukkan materi kebudayaan dalam kegiatan muatan lokal atau ekstrakurikuler.

"Kita akan gandeng semua sekolah di Sumbar mulai dari PAUD hingga SMA/SMK, agar generasi muda bisa lebih mengenal budaya sendiri," kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Efendi di Padang, Senin.

Menurutnya memperkenalkan budaya Minangkabau sejak dini, kemudian secara berlahan-lahan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai budaya itu kepada siswa akan sangat positif hasilnya dalam hal pelestarian budaya.

Ia mengatakan saat ini masih ada sekolah yang mempertahankan materi budaya non benda dalam muatan lokal dan ekstrakurikuler. Namun, agar lebih berhasil maka ke depan perlu kesepakatan antara masing-masing pihak dari tingkat daerah hingga provinsi.

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan terhadap sekolah telah terbagi antara kabupaten/kota dengan provinsi. Kabupaten dan kota berwenang atas PAUD hingga SMP, sementara provinsi memiliki kewenangan terhadap SMA dan SMK.

Agar kebijakan materi budaya masuk dalam kegiatan muatan lokal seluruh sekolah bisa terlaksana, perlu dukungan tidak hanya dari provinsi, tetapi juga dari kabupaten dan kota.

Lebih jauh Taufik mengatakan saat ini, urusan kebudayaan menjadi urusan wajib sehingga Pemprov Sumbar membentuk Dinas Kebudayaan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Dinas Kebudayaan Sumbar ini memiliki tiga bidang yaitu Sejarah Adat dan Nilai Tradisi, Bidang Seni dan Diplomasi Budaya dan Bidang Permuseuman dan Pepurbakalaan," katanya.

Ia mengatakan tiga bidang itu bersinergi untuk melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau sebagai identitas Sumatera Barat.

"Di Sumbar kebudayaan yang dominan adalah kebudayaan Minangkabau, karena itu kita fokus pada hal itu. Sementara kebudayaan lain yang ada di Sumbar akan dilakukan koordinasi," katanya. (*)