Forikan: Tingkat Konsumsi Ikan Rendah di Sawahlunto

id ikan

Forikan: Tingkat Konsumsi Ikan Rendah di Sawahlunto

Masakan serba ikan. (Antara)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Tingkat konsumsi ikan masyarakat di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) masih terbilang rendah, kata Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN) setempat, Yenni Halil di Sawahlunto, Kamis.

"Sepanjang 2016 tercatat tingkat konsumsi baru mencapai angka 18 kilogram per kapita per tahun atau masih di bawah angka rata-rata untuk tingkat provinsi sebesar 36 kilogram per kapita per tahun," katanya.

Untuk itu, lanjutnya sangat dibutuhkan sebuah upaya untuk meningkatkannya dengan menyosialisasikan manfaat yang diperoleh tubuh jika memakan ikan secara teratur.

Dia mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat konsumsi di kota itu seperti kondisi topografi wilayah yang memiliki jarak cukup jauh dari laut.

"Namun demikian hal tersebut tidak menyurutkan keinginan kami bersama pihak terkait lainnya untuk terus menggelorakan gerakan gemar makan ikan kepada masyarakat," jelasnya.

Karena, tambahnya meskipun varietas ikan laut sangat terbatas namun masyarakat masih bisa mengolah makanan berbahan jenis ikan air tawar, yang cukup banyak dibudidayakan pada sejumlah perairan umum dan kolam milik masyarakat.

Menurutnya, sejak dibentuk pada 2013 banyak upaya yang dilakukan pihaknya agar tingkat konsumsi ikan meningkat, diantaranya melalui sosialisasi ke sekolah dan kelompok masyarakat lainnya.

"Kami juga menyelenggarakan berbagai macam perlombaan yang berkaitan dengan ajakan gemar makan ikan tersebut dan sejauh ini cukup menunjukkan hasil positif dengan berhasilnya utusan Sawahlunto memenangkan lomba hingga tingkat nasional," katanya.

Sementara itu, salah satu perwakilan FORIKAN Provinsi Sumatera Barat, Farienti MSi menyebutkan secara umum salah satu permasalahan yang mendasar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah masalah keseimbangan gizi yang dikonsumsi setiap individu.

"Kondisi tersebut tidak hanya berdampak buruk pada pertumbuhan secara fisik tapi bisa mempengaruhi perkembangan mental," ujarnya.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil penelitian para ahli jika mengonsumsi ikan secara rutin maka ketidakseimbangan gizi tersebut akan dapat diatasi dengan kandungan gizi serta manfaatnya.

Ia berharap, ajakan gemar makan ikan tersebut bisa terdistribusi baik kepada seluruh masyarakat hingga kelompok terkecil yakni keluarga.

"Upaya ini tidak perlu menyediakan waktu khusus karena dapat dilakukan di semua kesempatan yang ada," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan peningkatan konsumsi produk perikanan di berbagai daerah juga selaras dengan pengembangan sektor kelautan dan perikanan karena memperbesar permintaan domestik.

"Salah satu yang didorong tidak hanya ikan dalam tanda petik diekspor, tetapi juga industri tradisional yang menciptakan permintaan terhadap sektor perikanan di dalam negeri," ujarnya. (*)