144 Kecamatan di Sumbar Rawan Pergerakan Tanah

id Kecamatan, Rawan, Pergerakanan, Tanah, Sumbar

144 Kecamatan di Sumbar Rawan Pergerakan Tanah

(ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengemukakan 144 kecamatan di Sumatera Barat masuk dalam wilayah berpotensi terjadi pergerakan tanah sehingga rawan mengalami bencana longsor.

"Termasuk longsor di beberapa titik di Kabupaten Lima Puluh Kota telah masuk dalam prediksi wilayah berpotensi gerakan tanah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dikonfirmasi dari Padang, Selasa.

Ia menyampaikan 144 kecamatan itu tersebar di 16 kabupaten dan kota di Sumbar dengan kategori menengah hingga tinggi pada Maret 2017.

Data tersebut dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai peringatan dini kepada pemerintah daerah setempat, katanya.

Ia menjelaskan kategori menengah mengacu pada kondisi di suatu daerah yang memiliki potensi menengah terjadi gerakan tanah yang disebabkan oleh curah hujan di atas normal, terutama pada daerah berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan.

Sementara itu pada kategori tinggi mengacu pada kondisi dengan curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali, ujarnya.

Ia menyebutkan 16 kabupaten dan kota yang tergolong dalam kategori menengah dan menengah hingga tinggi yaitu Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Agam, Kota Bukittinggi, Padang Pariaman, Kota Padang dan Kota Sawahlunto.

Kemudian, Sijunjung, Dharmasraya, Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.

"Dari 144 kecamatan tersebut, sekitar 69 kecamatan tergolong kategori menengah hingga tinggi," ujar dia.

Beberapa lokasi di Kabupaten Lima Puluh Kota, seperti di Kecamatan Kapur Sembilan dan Bukit Barisan tergolong pada kategori menengah hingga tinggi, katanya.

Dilihat dari perkiraan cuaca pada 4 dan 5 Maret 2017 wilayah Sumatera Barat hujan lebat. Di sisi lain, BWS Sumatera I merilis data beberapa kabupaten di Sumbar termasuk wilayah rawan banjir pada tanggal tersebut, seperti Lima Puluh Kota yang masuk kategori sangat rawan banjir, lanjutnya.

Oleh sebab itu BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya terkait hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin puting beliung.

Hal ini mengingat puncak musim hujan hingga April 2017, BNPB mengharapkan semua pemangku keperntingan BPBD setempat untuk bersinergi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tingga di wilayah rawan bahaya, khususnya pada situasi musim hujan ini, katanya.

Sementara Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi menyebutkan bencana banjir merendam delapan kecamatan di daerah itu. Selain itu juga longsor di jalur Sumbar dengan Riau sejak lima hari terakhir.

Akibat bencana tersebut menyebabkan tiga nagari jadi terisolasi karena akses ke menuju ke lokasi tersebut putus, akibatnya masyarakat kekurangan bahan makanan, katanya.

Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirim helikopter yang mendistribusikan logistik ke daerah terisolasi. Adapun bantuan yang diutamakan adalah selimut dan makanan siap saji. (*)