23 Lokasi di Limapuluh Kota Dilanda Longsor-Banjir

id Banjir, Limapuluh Kota

23 Lokasi di Limapuluh Kota Dilanda Longsor-Banjir

Banjir di Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, akibat hujan deras mengguyur daerah itu sejak Kamis malam hingga Jumat pagi. (ist)

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Sebanyak 23 titik longsor dan banjir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, akibat curah hujan tinggi yang melanda daerah itu sejak beberapa hari terakhir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota Nasriyanto saat dihubungi dari Payakumbuh, Jumat, mengatakan berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, dari 23 lokasi tersebut, 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.

Ia merinci dari 13 titik longsor, tujuh di antaranya terjadi di Nagari Koto Alam dan satu titik di Sibunbun Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Selain itu, tiga titik di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, dua titik sebelum Kelok Sebilan, tepatnya di Air Putiah, Kecamatan Harau.

Banjir melanda 10 lokasi, di antaranya Nagari Sopang, Pangkalan, dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Selain itu, di Kecamatan Kapur IX, Nagari Limbanang Baruah, Kecamatan Suliki, Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, dan Nagari Subarang air, Balai Panjang, dan Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Pihaknya sudah menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor sehingga badan jalan yang tertimbun meterial dapat dilalui. Jalan tersebut sebagai akses masyarakat ke Pangkalan.

Ia menjelaskan lokasi tersebut merupakan wilayah yang rawan longsor saat curah hujan tinggi, karena medannya perbukitan terjal.

Banjir melanda Nagari Pangkalan sejak Jumat dini hari, di mana air mulai naik ke permukiman masyarakat sejak pukul 03.00 WIB.

BPBD juga menurunkan tim beranggota 18 personel saat banjir melanda nagari atau desa adat Pangkalan. Tim tersebut akan melakukan identifikasi dan mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir tersebut ke tempat aman.

Ia mengatakan beberapa peralatan dan logistik yang dibawa ke lokasi banjir itu, di antaranya perahu karet, perahu lipat, dan pelampung untuk mengevakuasi warga.

"Sehingganya bagi masyarakat yang tidak bisa berenang dapat dievakuasi dengan perahu, terutama bagi anak-anak dan yang lanjut usia," katanya.

Pihaknya juga menyiapkan tenda untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi masyarakat yang rumahnya terendam banjir.

Akibat bencana tersebut, akses yang menghubungkan Sumbar dengan Riau menjadi lumpuh sejak Jumat pagi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara meminta bantuan pada BPBD Kabupaten Kampar untuk penanggulangan banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

"Kita sudah berusaha untuk masuk ke daerah bencana, tetapi terhambat oleh beberapa titik longsor. Terpaksa kita minta bantuan BPBD Kampar yang kemungkinan memiliki akses lebih baik ke daerah bencana," kata dia.

Ia mengatakan sekarang BPBD bersama pihak terkait sedang berupaya menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat agar bisa masuk ke lokasi banjir untuk membantu masyarakat. (*)