Sawahlunto Dorong Pelaksanaan Germas Cegah Penyebaran Penyakit

id Germas

Sawahlunto Dorong Pelaksanaan Germas Cegah Penyebaran Penyakit

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). (Antara)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, berupaya mendorong suksesnya pelaksanaan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) guna mencegah penyebaran penyakit di kota itu.

"Kami meminta peran aktif lintas sektor terkait hal ini, terutama dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat," kata Wali Kota setempat, Ali Yusuf, di Sawahlunto, Selasa.

Menurutnya, program tersebut juga bertujuan mampu menurunkan risiko kematian maupun kecacatan serta menghindari terjadinya penurunan produktivitas penduduk.

Sehingga, lanjutnya, mampu menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena peningkatan penyakit disamping memicu penguatan sistem kesehatan dan pendekatan siklus hidup yang menitikberatkan pada pemerataan pelayanan.

"Kesadaran masyarakat akan perilaku hidup sehat ini sangat penting, karena pencegahan penyakit akan sangat bergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana setempat, dr Ambun Kadri, mengatakan ada delapan kegiatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan Germas, diantaranya kampanye hidup sehat, pencegahan penyakit dan deteksi dini, konsumsi pangan sehat, lingkungan sehat, kawasan tanpa rokok, narkoba dan minuman keras.

"Seluruh kegiatan tersebut membutuhkan keterlibatan aktif semua komponen. Bila tidak, maka masyarakat akan merugi akibat tidak mengetahui ilmu kesehatan yang berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan diri dan keluarganya," jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut "transisi epidemiologi" yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM), seperti stroke, jantung, diabetes, dan lain sebagainya.

Dampaknya, lanjut dia, diperkirakan akan menambah beban pemerintah dan masyarakat karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi.

Karena biaya pengobatan yang sangat besar dapat menyebabkan kemiskinan dan kecacatan atau kematian yang disebabkan oleh PTM berakibat pada hilangnya potensi sumber daya individu penderita karena menurunnya produktivitas yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.

"Upaya promotif dan preventif merupakan langkah tepat untuk mencegah tingginya tingkat kematian atau kesakitan akibat penyakit menular maupun PTM," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak pengelola dan petugas kesehatan di Puskesmas, baik di pusat serta daerah untuk lebih aktif mengkampanyekan kesehatan kepada masyarakat.

"Terutama Puskesmas. Ini perlu saya harus ingatkan kepada seluruh kepala dinas. Arahkan mereka kepada gerakan pencegahan terhadap munculnya penyakit. Artinya, mengajak masyarakat betul-betul hidup sehat," kata Jokowi. (*)