BKKBN: Bonus Demografi Ibarat Pedang Bermata Dua

id Bonus Demografi

BKKBN: Bonus Demografi Ibarat Pedang Bermata Dua

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengemukakan bonus demografi yang akan dinikmati oleh Indonesia ibarat pedang bermata dua karena satu sisi dapat menguntungkan namun pada sisi lain dapat menjadi musibah.

"Bonus demografi baru akan menguntungkan jika manusianya berkualitas," kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty di Padang, Selasa usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Andalas.

Ia menjelaskan bonus demografi adalah suatu kondisi saat jumlah penduduk usia angkatan kerja lebih banyak dibandingkan yang bukan angkatan kerja yaitu usia 15 sampai 50 tahun, yang jumlahnya diatas 55 persen dari komposisi penduduk.

"Karena itu manusia berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas," kata dia.

Ia mengatakan kualitas penduduk ditingkatkan melalui program keluarga yang dimulai sejak anak muda memasuki jenjang pernikahan.

Oleh sebab itu BKKBN mengampanyekan usia menikah bagi wanita minimal 20 tahun dan 25 tahun bagi pria, katanya.

Ia mengajak generasi muda menempa diri untuk meningkatkan kualitas karena ke depan akan menjadi pemimpin bangsa.

Kemudian setelah menikah orang tua harus melaksanakan fungsi keluarga yaitu agama, cinta kasih, sosialisasi, pendidikan, seni budaya, ekonomi, dan perlindungan.

Jika semua keluarga melaksanakan fungsi ini dengan baik maka dipastikan akan hadir keluarga yang sejahtera, katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Prof Tafdil Husni program BKKBN tidak hanya mengendalikan jumlah penduduk tetapi juga bagaimana meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia melalui program generasi berencana (Genre).

Menurutnya dengan hadirnya Genre dikalangan muda diharapkan mampu menekan laju tingginya pernikahan diusia muda yang belakangan ini marak terjadi pada generasi muda.

Ia berpesan kepada generasi muda untuk terus mengekplorasi potensi diri dan meningkatkan kreativitas dan prestasi melalui pendidikan. (*)