33 Kasus DBD Di Padang Januari 2017

id Demam Berdarah

33 Kasus DBD Di Padang Januari 2017

Ilustrasi. (Antara) ( )

Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terdapat sebanyak 33 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Januari 2017 di daerah itu.

"Total kasus ini menurun dibandingkan bulan yang sama pada 2016 yang mencapai 50 orang, bahkan satu di antaranya meninggal dunia," kata Kepala DKK Padang, Feri Mulyani di Padang, Sabtu.

Ia menjelaskan adanya 33 kasus pada awal 2017 tersebut disebabkan kondisi cuaca yang tidak stabil termasuk adanya curah hujan yang sangat tinggi pada waktu-waktu tertentu.

Dari total kasus tersebut, ujarnya, didominasi oleh tiga kecamatan yang merupakan daerah endemis DBD yakni Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji dan Kecamatan Padang Timur.

Ia menyampaikan jika terjadi peningkatan jumlah penderita DBD pada Februari 2017, maka pihaknya akan melakukan pengasapan atau fogging massal di daerah-daerah endemis penyakit tersebut.

"Fogging dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan jentik-jentik nyamuk DBD," ujarnya.

Secara umum, katanya tren kasus DBD memang cenderung menurun, namun warga setempat harus selalu waspada dengan terus melakukan pencegahan.

Hal itu dapat dilakukan dengan selalu peduli lingkungan dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M plus.

Ia menjelaskan gerakan 3M plus itu di antaranya menguras tempat-tempat penampungan air, baik itu bak mandi, ember air dan lainnya, kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air serta mengubur ataupun memanfaatkan kaleng-kaleng bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Selain itu perlu dilakukan tindakan pencegahan dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Ilham Oetama Marsis mengatakan wabah DBD memang sulit diberantas, namun peluang menginfeksi masyarakat dapat diperkecil sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa.

Cuaca yang terus berubah dari hujan menjadi cerah dan sebaliknya dapat membuat genangan air di tempat tidak beralaskan tanah semakin banyak, katanya.

"Media seperti ini menjadi tempat favorit nyamuk Aedes Aegypti untuk mengembangbiakkan jentik-jentik nyamuk, jadi jangan ada yang membiarkan adanya genangan air tempat tumbuhnya jentik nyamuk," katanya. (*)