Dukungan untuk Wisata Halal Sumatera Barat

id Wisata Halal

Dukungan untuk Wisata Halal Sumatera Barat

Ilustrasi, wisata halal. (Antara)

Provinsi Sumatera Barat sejak 2016 ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata hahal di Indonesia, setelah berhasil memenangi "Kompetisi Pariwisata Halal Nasional" (KPHN) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Ada 15 kategori dalam KPHN, dan Sumatera Barat (Sumbar) berhasil memenangkan empat kategori di antaranya, yakni destinasi wisata halal terbaik, kuliner terbaik, biro perjalanan wisata halal terbaik, dan restoran halal terbaik.

Sebagai salah satu pemenang dalam KPHN, Sumatera Barat juga mewakili Indonesia dalam ajang World Halal Tourism Award tahun itu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Arief Yahya juga berharap dengan adanya kompetisi ini industri pariwisata halal di Indonesia makin tumbuh dan negeri ini bisa menjadi daerah tujuan wisata halal nomor satu di dunia pada 2019.

Pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Barat juga telah sepakat mendukung wisata halal ini yang ditetapkan langsung oleh Arief Yahya saat berkunjung ke Sumbar beberapa waktu lalu.

Kunjungan ini untuk menghadiri rapat koordinasi Pemerintah Provinsi Sumbar dengan Kabupaten dan Kota setempat tentang, "Pariwisata Potensi Ekonomi Sumatera Barat Masa Depan".

Sejumlah destinasi di Sumatera Barat-pun ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata halal yakni Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Goa Jepang, Pulau Cubadak, Lembah Anai, Istano Pagaruyuang, dan Kepulauan Mentawai.

Dukungan

Dengan ditetapkannya Sumatera Barat sebagai destinasi wisata halal, maka pemerintah daerah ini mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, agar berhasil dan memberi keuntungan pula bagi rakyat di provinsi ini.

Gayung pun bersambut, salah satu dukungan datang dari perguruan tinggi negeri terbesar si Sumatera Barat, yakni Universitas Andalas (Unand) Padang.

"Terpilihnya Sumbar menjadi destinasi wisata halal dunia membuat kami akan meningkatkan peranan mendukung pembangunannya," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unand Padang, Prof Hermansah.

Dia menyebutkan salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni meningkatkan sosialisasi dan promosi terkait wisata halal kepada masyarakat.

Seperti contohnya beberapa hari lalu mahasiswa menggelar kegiatan seminar yang berjudul Indonesia menuju wisata halal 2017.

Dia mengatakan seminar itu bertujuan membahas persiapan, strategi dan pemikiran tentang faktor pendukung wisata halal.

Misalnya penyiapan Budaya Minangkabau sebagai salah satu sajian utama mengenalkan wisata halal di Sumbar, baik itu kesenian, kuliner dan tata cara adatnya.

"Sebagai institusi pencetus ide, sementara Unand mendukung dalam penyiapannya sebagai rekomendasi kepada pemerintah," katanya.

Ke depan akan ada seminar dan diskusi terkait wisata halal di Sumbar ini, terlebih semua bidang yang ada di kampus akan memiliki kontribusi dalam kemajuan pariwisata tersebut.

Termasuk, katanya promosi kepada tamu yang hadir di Unand baik dari provinsi ini atau negara lain.

Sementara Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah menyampaikan harapan adanya dukungan dari masyarakat dan sejumlah institusi untuk mendukung terpilihnya Sumbar sebagai salah satu destinasi wisata halal.

Khusus kota Padang, ujarnya, mulai menambah sarana pendukung wisata halal tersebut seperti pembangunan masjid di kawasan wisata pantai Padang dan penyiapan rumah makan rekomendasi.

Ke depan juga akan memperkuat sosialisasi kepada masyarakat terkait pengembangan wisata halal.

Bentuk tim

Pemerintah Provinsi Sumbar pun melalui Dinas Pariwisata telah membentuk tim perumus wisata halal untuk mendefinisikan konsep tersebut dengan mempertimbangkan kondisi daerah agar bisa diimplementasikan.

"Kita ancang-ancang siapa yang masuk dalam tim ini. Yang jelas terdiri dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), akademisi, dan Dinas Kesehatan Sumbar," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian.

Ia menjelaskan hasil rumusan itu nanti bisa saja akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukum pengembangan wisata halal di Sumbar.

Ia menilai hal itu penting untuk dilakukan agar masyarakat tidak ragu dengan konsep wisata halal yang diterapkan.

"Gambarannya wisata halal itu berkaitan dengan infrastruktur pendukung seperti hotel dan restoran bersertifikasi halal, penyajian makanan yang sehat dan akomodasi yang bersih. Nanti akan dirumuskan oleh tim," kata dia.

Ia mengemukankan penghargaan World Halal Tourism Awards yang diterima Sumbar pada 2016 merupakan tantangan yang harus dihadapi.

"Ini menjadi fokus kita ke depan," katanya.

Sedangkan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan untuk menunjang wisata halal juga perlu peran serta swasta seperti biro perjalanan serta organisasi pariwisata dan pendidikan.

"Tamatan sekolah yang berkaitan dengan pariwisata harus memiliki pemahaman yang baik tentang pariwisata halal sekaligus mendukung konsep itu," katanya.

Ia juga meminta pemandu wisata untuk meningkatkan sumber daya manusia terutama penguasaan bahasa untuk bisa memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang datang.

Sebelumnya Sumbar mendapatkan dua penghargaan World Halal Tourism Awards masing-masing World's Best Halal Destination, World's Best Halal Culinary.

Penghargaan itu menjadi dorongan bagi Sumbar untuk mengembangkan konsep wisata halal tersebut. (*)