Menanti Kesenian Minangkabau "Goyang" Prancis

id kesenian

Menanti Kesenian Minangkabau "Goyang" Prancis

Sejumlah peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) Kementerian Luar Negeri, mempelajari alat musik tradisional Minang, talempong dan suling di sanggar Syofiani Padang, Sumatera Barat. (Antara Foto/Iggoy El Fitra)

Kesenian Minangkabau di Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu kekayaan seni budaya Indonesia yang sudah dikenal dalam dan luar negeri.

Kesenian dari etnis Minangkabau ini yang dikenal tarian, musik/lagu tradisional, ukiran, songket, hingga kuliner.

Indonesia bahkan dunia sudah akrab dengan tari asal Minangkabau seperti Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Alang Babega. Begitu pula lagu tradisional Minang seperti Ayam Den Lapeh sudah akrab di telinga orang Indonesia bahkan mancanegara.

Sebagai satu kekayaan seni dan budaya tanah air, tentu pemerintah Indonesia dan Sumatera Barat dan pihak terkait lainnya berupaya Kesenian Minangkabau tetap terjaga, eksis dan terus dikenal.

Mereka terus melestarikan, menjaga, mempromosikan, memberi kesempatan tampil hingga melahirkan seniman-seniman baru Ranah Minang.

Dalam hal melahirkan seniman, sarjana seni dan menjaga serta melestarikan kesenian, pemerintah melalui Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat, terus menciptakan lulusan-lulusan berbakat di bidang seni.

Perguruan tinggi di kota sejuk itu memiliki sejumlah fakultas dan program studi (prodi) yang erat hubungannya dengan kesenian meliputi fakultas Seni Pertunjukan dengan Prodi Seni Karawitan, Prodi Seni Tari, Prodi Seni Musik dan Prodi Seni Teater.

Lalu, Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan Prodi Seni Kriya, Prodi Televisi dan Film Prodi Seni Murni, Prodi Fotografi dan Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV)Referensi.

Selain itu, pemerintah melalui Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan pihak terkait juga terus pula mempromosikan bahkan memberitan kesempatan agar kesenian Minang terus tampil di luar negeri.

Tawaran dari Prancis

Terkait upaya promosi dan memberi kesempatan tampil bagi Kesenian Minangkabau khususnya bagi seniman-seniman dari ISI Padang Panjang, maka datang tawaran dari KBRI di Prancis.

Rektor ISI Padang Panjang, Prof Dr Novesar Jamarun pun menyambut hangat tawaran tersebut. Ia mengatakan tawan itu tentunya tidak bisa dilepaskan, karena sangat langka didapat.

Tawaran dari KBRI Prancis tersebut, ujarnya telah disampaikan Prof Surya Rosa Putra selaku atase pendidikan dan kebudayaan KBRI Prancis kepada Rektor ISI Padang Panjang.

Surya Rosa Putra menyebutkan, dirinya sempat berbincang dan berdiskusi dengan komunitas sekolah seni Prancis dan kemudian berkeinginan membentuk kerja sama juga dengan sekolah seni di Indonesia.

Ia mengatakan, saat ini beberapa kesenian dari Indonesia juga telah dilakukan di Prancis seperti pendidikan gamelan, dan kebanyakan dari kegiatan tersebut berasal dari pulau Jawa.

Kemudian ia terinspirasi untuk membawa kesenian Minangkabau juga ditampilkan dan dipelajari di Prancis.

Ia berharap kegiatan itu dapat terlaksana dengan baik karena kesempatan yang sangat baik untuk mempromosikan kesenian Minangkabau dan ISI Padang Panjang ke kancah internasional.

Di Prancis sendiri, saat ini sudah ada dua tempat yang menawarkan diri untuk memperkenalkan seni Minangkabau. Beberapa tawaran tersebut nantinya akan dipilih kegiatan mana yang akan lebih fleksibel dan sesuai. (*)