16 Anak Positif Terjangkit DBD di Sawahlunto

id DBD

16 Anak Positif Terjangkit DBD di Sawahlunto

Ilustrasi - Warga terjangkit DBD. (Antara)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Sebanyak 16 orang anak di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak sepekan terakhir.

"Kepastian tersebut diperoleh dari hasil uji klinis yang dilakukan tim medis RSUD Sawahlunto, setelah sebelumnya pasien menderita demam tinggi dan mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD setempat, dr Lusi Dewina di Sawahlunto, Senin.

Berdasarkan data sementara, lanjutnya sebaran kasus positif DBD menyebar di empat kecamatan yang ada dengan rincian di Kecamatan Talawi sebanyak delapan kasus, Kecamatan Barangin lima kasus, Kecamatan Silungkang dua kasus dan Kecamatan Silungkang satu kasus.

Ia menjelaskan jumlah korban kemungkinan bisa terus bertambah karena jenis penyakit tersebut tergolong jenis plasmodium yang dikenal memiliki kemampuan penyebaran lebih cepat.

"Saat ini seluruh pasien sudah diberikan penanganan medis secara intensif dan melakukan edukasi klinis kepada orang tua pasien, seperti meminta mereka untuk memberikan asupan cairan setiap beberapa jam yang sudah ditentukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) penanganan korban DBD," kata dia.

Terkait pengendalian terhadap kemungkinan penyebaran lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sawahlunto, dr Ambun Kadri, mengungkapkan pihaknya telah melakukan upaya penanggulangan dengan melakukan pengasapan di daerah-daerah endemis DBD.

"Dalam sepekan terakhir, kami telah melakukan pengasapan di Desa Talawi Mudik dan Sungai Durian Kelurahan Durian II," ujarnya.

Dia mengatakan upaya tersebut hanya dapat membunuh nyamuk dewasa pembawa wabah penyakit dan untuk membasmi jentiknya hanya dapat dilakukan dengan menguras, menutup dan mengubur (3M) di tempat genangan dan penampungan air.

Ia menjelaskan penyakit demam berdarah ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus dengan jenis kelamin betina, yang dapat berkembangbiak justru pada wadah tempat menyimpan air bersih.

Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada dinas tersebut, dr Al Anshari menegaskan pemberantasan penyakit itu membutuhkan peran serta masyarakat untuk selalu membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.

"Kami sudah memerintahkan seluruh jajaran Puskesmas untuk menyosialisasikan kembali gerakan 3 M tersebut dan merupakan upaya pencegahan paling sederhana namun terbukti ampuh dan efektif," ungkapnya.

Ia mengatakan meskipun mengalami penurunan jumlah penderita jika dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama, namun trend berjangkitnya DBD selalu terjadi setiap pergantian musim kemarau ke musim hujan setiap awal tahun.

"Kami menyarankan agar pihak RSUD segera melakukan pengasapan di areal rumah sakit tersebut, karena tidak menutup kemungkinan penyakit itu juga mewabah dan berkomplikasi pada penderita jenis penyakit lainnya," kata dia.(*)