Solok, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, Sumatera Barat, pada 2016 menemukan sebanyak 10 kasus anak bawah lima tahun (balita) penderita gizi buruk, dan 96 kasus kekurangan gizi yang 37 di antaranya berasal dari keluarga miskin.
Kepala Dinas Kesehatan setempat Desi Safril didampingi staf KIA dan Gizi Masyarakat Irma Ratna Armida di Solok, Kamis, mengatakan untuk 37 kasus balita dari keluarga miskin kemungkinan karena kesulitan ekonomi menyebabkan orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi anak.
Namun penyebab terjadinya kasus gizi buruk pada anak dari keluarga lainnya kemungkinan karena kurang memahami pola konsumsi makanan yang sehat bagi anak oleh orang tuanya.
Ia menyebutkan selain karena kemiskinan dan kurangnya pengetahuan orang tua, penyebab lain bisa saja terjadi infeksi penyakit pada anak sehingga menyebabkan kurangnya asupan makanan.
Seorang balita dikatakan gizi buruk dan kekurangan gizi jika berat badannya tidak sesuai kriteria umur dan tingginya dengan ciri badannya terlihat kurus.
Ia mengatakan untuk penderita gizi buruk akan langsung dilakukan terapi pemulihan di pusat rawat ibu dan anak di Rumah sakit.
Dinkes akan memberi bantuan perawatan yang biayanya ditanggung melalui puskesmas atau rumah sakit.
Sedangkan untuk balita yang terdeteksi penderita kekurangan gizi yang berat badannya kurubs diberikan bantuan susu bagi keluarga yang kurang mampu.
Untuk mengantisipasi balita kekurangan gizi dan gizi buruk Dinkes Solok berupaya memberikan kegiatan inovatif seperti kelas gizi, kelas ibu dan anak yang dilaksanakan oleh puskesmas.
"Kegiatan ini untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada ibu tentang perlunya gizi yang baik untuk pertumbuhan balita," katanya.
Dalam memperingati hari gizi dan makanan pada 2017, Dinas Kesehatan Kota Solok akan mengadakan workshop gizi terintegrasi dengan tema "Ayo konsumsi buah dan sayur" dengan mengundang Dinas Kesehatan Provinsi dan Poltekes Padang serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Selain itu kami juga mengadakan lomba cipta kreasi menu pemberian makanan tambahan pada balita (PMP)," katanya. (*)
Berita Terkait
Pakar gizi sarankan masyarakat seimbangkan konsumsi opor dengan serat
Kamis, 11 April 2024 9:46 Wib
Dokter Gizi : hati-hati makan gorengan saat berbuka orang dengan maag
Selasa, 19 Maret 2024 9:18 Wib
Dokter gizi: Kurangi kerupuk ketika buka puasa dengan asinan Betawi
Senin, 18 Maret 2024 13:56 Wib
Dokter gizi anjurkan pola makan sehat saat menghadapi musim hujan
Jumat, 1 Maret 2024 21:09 Wib
Forum RAD-PG tingkatkan koordinasi untuk menjaga ketahanan pangan dan gizi masyarakat
Rabu, 28 Februari 2024 9:20 Wib
Gerakan "Sebutir Telur" untuk masa depan anak-anak di Kabupaten Asmat
Senin, 12 Februari 2024 17:15 Wib
Departemen Kebidanan FK UNAND melakukan penilaian status gizi bagi siswi SD 22 di Padang
Jumat, 15 Desember 2023 9:44 Wib
Srikandi PLN dan YBM gelar aksi peduli gizi atasi masalah stunting
Rabu, 22 November 2023 19:01 Wib