Menunggu Harapan dari "Malin Kundang"

id Batu Malin Kundang

Menunggu Harapan dari "Malin Kundang"

Pengunjung menyaksikan batu Malin Kundang di Objek Wisata Pantai Air Manis, Kota Padang, Sumatera Barat. (Antara)

Membaca dan mengenang kisah "Si Malin Kundang" dari bumi Ranah Minang di Sumatera Barat tempo doeloe, mengingatkan kita pada legenda perjalanan hidup seorang anak nagari Minang yang sukses di perantauan.

Pasca kesuksesan diraih, ia pulang ke kampung halaman dan bertemu ibunya yang masih miskin. Kekayaan dan kemasyuran yang telah dimiliki Malin Kundang justru membuatnya durhaka dan tidak mengakui orang yang telah melahirkannya tersebut.

Akibatnya, si Malin Kundang mendapat bala dan dikutuk menjadi batu oleh ibunya sendiri. Batu itu pun telah menjadi kisah legenda dari Kota Padang, sejak dahulu hingga kini.

Bahkan secara fisik Batu Malin Kundang yang berada di Pantai Air Manis Kota Padang sudah lama menjadi objek wisata andalan di kota itu dan jadi "serbuan" wisatawan domestik dan mancanegara.

Dengan kehandalannya, maka 2016 pemerintah Kota Padang pun menganggarkan Rp10 miliar untuk revitalisasi atau pembenahan kawasan Batu Malin Kundang agar lebih menarik.

Destinasi itu pun menjadi satu dari dua program prioritas pemerintah setempat karena merupakan salah satu cerita legenda hidup yang sudah mendunia dan banyak dikunjungi wisatawan.

Dari pembenahan diharapkan objek ini dapat terus dihandalkan sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Padang untuk menghasilkan pendapatan daerah dari dari sektor pariwisata.

Seiring berbagai pembenahan fisik yang dilakukan, kisah Si Malin Kundang kini pun akan difilmkan dengan judul "New Malin Kundang".

Dari film yang dibintangi aktor/aktris kawakan, Roy Marten dan Christine Hakim serta Laudya Cynthia Bella itu pun ditumpangan harapan untuk membantu mempromosikan wisata Padang khususnya, dan Minangkabau umumnya.

Harapan itu juga disampaikan Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah saat menerima kunjungan perwakilan kru film "New Maling Kundang". "Saya mengharapkan film "New Malin Kundang" bisa ikut mempromosikan objek wisata di daerah ini," katanya.

Sehubungan itu, ia mendukung adanya film yang bercerita tentang adat Minangkabau dan diharapkan secara tidak langsung mempromosikan budaya dan wisata Padang.

Sekilas judulnya erat kaitan dengan legenda di Kota Padang Si Malin Kundang yang terkenal dan ada situsnya di Pantai Air Manih.

Cerita film ini tidak berkutat di seputar pantai tersebut, namun juga dapat menampilkan objek wisata lain seperti jembatan Siti Nurbaya, Monumen IORA, Pantai Muaro Lasak atau Masjid Raya Sumbar.

Selain itu juga menampilkan kebudayaan seperti pencak silat, randai, dan kebiasaan masyarakat membaca Al Quran.

Mahyeldi berharap film ini sejalan dengan langkah Padang memperkuat pengembangan pariwisata, dan implikasi film ini bisa meningkatkan jumlah wisatawan.

Sementara itu salah seorang pengusaha yang akan terlibat dalam film tersebut Husamuldeen Yasen Kareem Khan saat bertemu wali kota menyebutkan bahwa "New Malin Kundang" tidak lagi fokus pada cerita anak durhaka pada ibunya.

Akan tetapi pada sajian budaya, adat dan kuliner yang ada di Minang khususnya di Padang.

Dia meyakini dengan adanya dukungan dari sejumlah pimpinan di Sumbar, film tersebut akan sukses dan diharapkan membantu promosi wisata daerah tersebut.

Film "New Malin Kundang" yang mengambilan syutingnya di Sumbar akan dirilis PT Amanah Mulia Illahi pada pertengahan 2017. (*)