Warga Lintau Gotong Royong Perbaiki Saluran Irigasi

id gotong royong

Warga Lintau Gotong Royong Perbaiki Saluran Irigasi

Ilustrasi (FOTO ANTARA-SUMBAR/Yusrizal)

Batusangkar, (Antara Sumbar) - Ratusan warga di Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat, bersama jajaran pemerintahan kecamatan, TNI dan Polri setempat menggelar gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi yang terkena longsor beberapa bulan lalu.

Setiap hari warga Nagari Pangian, Tigo Jangko, dan Taluak bersama aparatur pemerintahan, TNI dan Polri bahu membahu memperbaiki saluran irigasi Batang Pangian, kata Camat Lintau Buo Zulkifli Idris di Nagari Pangian Tanah Datar, Rabu.

Ia menyebutkan jaringan irigasi yang rusak akibat bencana alam itu telah mengakibatkan sekitar 450 hektare lahan pertanian di tiga nagari itu tidak teraliri air sehingga produksi padi menurun drastis.

"Petani sangat mengharapkan infrastuktur penting ini dapat segera berfungsi kembali secara maksimal dan dapat menopang kebutuhan hidup masyarakat disini," katanya.

Ia menjelaskan pekerjaan pembersihan material longsor berupa batu-batuan besar itu cukup berat dan membutuhkan waktu lama yang mengakibatkan masyarakat terpaksa gotong royong selama sebulan ini.

"Kita tidak bisa menurunkan alat berat untuk mengangkat material longsor karena tidak ada akses jalan kendaraan menuju kesana, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki saja," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tanah Datar, Thamrin mengatakan lokasi irigasi Batang Pangian ini berada di areal hutan lindung dan tidak memungkinkan untuk membuat bangunan irigasi ini kembali.

"Untuk itu jalan keluarnya dengan memperbaiki irigasi ini secara gotong royong," katanya.

Kepala Jorong Koto Kaciak, Nagari Pangian, Nurwansyah mengatakan irigasi Batang Pangian selama ini dimanfaatkan petani untuk mengairi areal persawahan, namun sejak terjadinya longsor dan material yang menimbun irigasi Batang Pangian tidak dapat lagi mengairi sawah petani.

Saat ini irigasi Batang Pangian hanya mampu mengairi sekitar 20 sampai 25 hektare lahan pertanian, katanya.

Ia mengatakan sejak kekeringan areal persawahan itu, petani tidak menanam padi lagi tapi bertanam jagung, namun sebagian lagi memilih menanam padi ketika musim hujan saja. (*)