Pakar: Sekolah Bisa Jadi Pelopor Pengelolaan Sampah

id Ardinis Arbain

Pakar: Sekolah Bisa Jadi Pelopor Pengelolaan Sampah

Dr Ardinis Arbain. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Pakar bidang lingkungan hidup dari Universitas Andalas Padang Sumatera Barat Dr Ardinis Arbain menilai bahwa jenjang pendidikan dasar dan menengah di sekolah bisa jadi pelopor pengelolaan sampah di kota.

"Sejak usia dini kelas satu SD hingga seterusnya, guru bisa mengajarkan teladan yang baik kepada siswanya tentang pengelolaan sampah dari tindakan yang sederhana, implementasinya untuk kepentingan banyak orang," katanya di Padang, Selasa.

Beberapa tindakan sederhana yang bisa dilakukan di pendidikan dasar, seperti menghapus papan tulis setelah selesai belajar atau sebelum belajar, kemudian melarang membuang sampah di kelas sekalipun itu bubuk penghapus atau tutup pena dan rautan pensil.

Secara perlahan siswa juga diajarkan menghemat buku dan kertas, tidak mencoret dinding atau kursi dan membuang sampah pada tempatnya.

"Hal ini pernah dilakukan oleh siswa dahulu hingga akhir 1990-an, sehingga perlahan prinsip kebersihan tertanam dalam dirinya," ujar dia.

Lebih lanjut, kata dia, pada jenjang kelas SD lebih tinggi hingga pendidikan menengah, siswa diarahkan dalam bergotong royong rutin membersihkan sekolah, kemudian mulai memilah sampah dan mendaur ulang sampah.

Hal ini, katanya, harus disertai dengan praktek serta keikutsertaan guru dalam kegiatan tersebut, guna memotivasi siswa.

Selain itu, orientasi pengelolaan ini bukan hanya untuk lomba atau penghargaan saja, pemahaman ini yang harus ada pada guru dan ditekankan pada siswa.

"Tindakan sederhana ini bila dilakukan secara terus menerus dan rutin akan memotivasi masyarakat dalam mengelola sampah," katanya.

Prinsip sederhana ini bila dilakukan oleh pemerintah secara konsisten akan bermanfaat untuk kebersihan lingkungan kota.

Sebagai contoh siswa yang telah memiliki prinsip kebersihan tersebut akan menularkan kepada anggota keluarganya, kerabat dan seterusnya. Secara perlahan keluarga tersebut akan menerapkan prinsip pengelolaan sampah terpadu.

Bila diambil contoh di Kota Padang yang memiliki penduduk satu juta jiwa, bila sebagian besar melaksanakan prinsip pengelolaan tersebut dinilai dapat mengurangi jumlah timbulan sampah kota.

"Hal ini akan memudahkan kinerja Dinas Lingkungan Hidup tinggal saja, regulasi dan ketegasan aturan yang diperkuat," tambahnya.

Dia meyakini persoalan penumpukan sampah yang ada di kota seperti tumpukan sampah di Pantai Padang tidak akan terjadi lagi dengan catatan komitmen dari masyarakat dan konsistensi pemerintah menangani hal tersebut.

Kepala Kementerian Agama wilayah Padang Japeri Jarap juga menilai sekolah memiliki target besar untuk menyosialisasikan terkait kebersihan, kesehatan dan sebagainya.

Salah satu hal yang perlu dibentuk sekolah disamping keteladanan yakni penguatan akhlak dan budi pekerti kepada siswa.

Siswa usia dasar hingga menengah dinilai cocok menerima pengetahuan tersebut karena dalam masa keingintahuan tinggi dan haus akan informasi.

"Kekuatan inilah yang dapat digunakan untuk menata kota secara berkelanjutan oleh pemerintah," ujarnya. (*)