"Manambang" Sarana Memperkenalkan Rupiah Sejak Dini

id menambang

"Manambang" Sarana  Memperkenalkan Rupiah Sejak Dini

Kepala perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko (kanan) saat melayani penukaran uang pecahan kecil di loket yang ada di Bandara Internasional Minangkabau (Ikhwan Wahyudi/AntaraSumbar)

Padang, (Antara Sumbar) - Sepekan menjelang Idul Fitri 2016 Yulianti warga Seberang Padang, Kota Padang, Sumatera Barat mulai sibuk mempersiapkan kebutuhan menyambut datangnya hari besar nan istimewa tersebut.

Dibantu tiga putrinya yang mulai beranjak remaja mereka tampak membersihkan dan merapikan rumah agar ketika Lebaran suasana lebih semarak. Tak lupa kue-kue kering pelengkap Lebaran pun mulai dibuat.

Sebagai anak tertua dari lima bersaudara rumahnya akan ramai dikunjungi saudaranya yang selama ini merantau ke Pulau Jawa. Lebaran adalah puncak perayaan seusai berpuasa sebulan penuh, juga merupakan ajang silaturahim mempererat hubungan kekerabatan.

Anggota keluarga yang selama ini merantau ke berbagai daerah akan pulang ke kampung. Bagi warga Sumbar Lebaran adalah ajang untuk mempererat ikatan kekeluargaan, mengobati rasa rindu dengan tanah kelahiran dan mengenang kembali masa lalu yang hangat dan penuh kesan.

Satu hal yang tak lupa dipersiapkan Yulianti adalah menukarkan uang pecahan baru. Jamaknya pada saat Lebaran ada tradisi manambang yaitu membagi-bagikan uang kepada anak-anak yang bersilaturahim ke rumah.

Meskipun uang yang dibagikan adalah pecahan kecil mulai Rp2.000, Rp5.000 hingga Rp10.000, namun membagikan uang adalah salah satu kemeriahan Lebaran di Tanah Minang yang selalu dinanti para bocah.

Para anak-anak akan berkunjung ke rumah warga untuk bersilaturahim dan berharap tuan rumah memberikan selembar dua lembar uang rupiah baru yang disambut suka cita.

Ia pun sengaja datang ke salah satu bank tempat ia biasa menyimpan uang untuk menukarkan uang rupiah pecahan Rp2.000 hingga Rp5.000 dan Rp10 ribu.

Tak kurang dari Rp2 juta yang ditukarkan Yulianti sebagai bekal karena ada yang kurang jika tidak menyiapkan uang pecahan kecil yang masih baru.

Menurutnya tradisi ini sudah rutin dilakoni sejak ia berumah tangga. Siapa pun anak-anak yang bersilaturahim ke rumah akan diberikan selembar rupiah pecahan Rp2.000 yang masih baru.

Para anak-anak pun senang dan menikmati tradisi ini karena bisa memperoleh uang rupiah yang masih baru dengan aroma khas uang kertas yang baru keluar dari percetakan .

"Alhamdulillah biasanya bisa dapat sampai Rp100 ribu, uangnya masih baru, kertasnya tegang-tegang semua," ujar Tsabila Khairani pelajar kelas III SD di Padang. Menurutnya uang tersebut akan ditabung atau dibeli kebutuhan sekolah.

Sementara, salah seorang Tokoh Masyarakat di Padang Syamsidar menilai tradisi ini merupakan salah satu sarana memperkenalkan nilai uang kepada anak.

Selama ini anak mengenal uang lewat pemberian jajan, melalui tradisi ini tentu mereka akan mengenal beragam jenis dan nilai uang, katanya.

Ia menilai pengenalan rupiah sejak dini cukup penting karena uang menjadi alat transaksi sehingga bisa diajarkan kepada anak jenis uang rupiah beserta nilainya.

Para orang tua bisa menjelaskan cara transaksi dengan rupiah serta bagaimana memperlakukan rupiah karena lazimnya uang diperoleh baru semua, katanya.

Selain itu karena uang yang diperoleh masih baru anak dapat diajarkan cara memperlakukan uang dengan baik agar tidak cepat rusak.

Persediaan Uang

Menyambut Lebaran 2016 Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumbar menyiapkan uang tunai sebanyak Rp4,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu selama Ramadhan dan menyambut Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Berdasarkan penghitungan diperkirakan kebutuhan uang tunai pada Ramadhan dan Idul Fitri di Sumbar sekitar Rp3,18 triliun sebagai antisipasi BI menyiapkan tambahan Rp1,2 triliun, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko.

Menurut dia uang kartal yang disiapkan pada tahun ini meningkat 20 persen dibandingkan tahun lalu yang pada 2015 uang yang disiapkan sekitar Rp2,65 triliun.

Tahun ini kebutuhan uang tunai diperkirakan naik seiring meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat pada saat Lebaran yang terkenal dengan tradisi mudik atau pulang kampung serta budaya "manambang", kata dia.

Ia menyebutkan dari Rp4,6 triliun tersebut terdiri atas uang pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu senilai Rp2,68 triliun dan pecahan kecil Rp10 ribu ke bawah sebanyak Rp493 miliar.

Berdasarkan pengamatan melalui siklus tahunan data menunjukkan selama Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan uang tunai di masyarakat meningkat sehingga BI melakukan antisipasi, kata dia.

"Pada hari biasa diluar Ramadhan kebutuhan uang tunai rata-rata di Sumbar hanya Rp583 miliar," lanjut dia.

Puji menyampaikan BI bersama perbankan di Sumbar sepakat membuka pos layanan yang serentak dimulai pada 1 Juni 2016.

Seluruh perbankan umum akan melayani penukaran uang pecahan kecil setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 12,00 WIB, pada Jumat mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, lanjut dia.

Menurut Puji hal tersebut bertujuan memudahkan akses masyarakat terhadap layanan penukaran hingga ke daerah dan BI akan fokus pada pemenuhan uang kartal yang dibutuhkan.

Sementara untuk layanan penukaran bagi instansi dan perushaan tetap dibuka pada hari Selasa dan Kamis di loket BI mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB.

Kemudian layanan penukaran bagi bank perkreditan rakyat direncanakan mulai minggu pertama Ramadhan setiap Selasa dan Kamis.

Kepada masyarakat ia mengimbau untuk menukarkan uang ada tempat resmi dan tidak menukar di pinggir jalan demi keamanan dan mengantisipasi uang palsu.

Tidak hanya itu para pemudik yang tiba di Bandar Internasional Minangkabau (BIM) di Padangpariaman juga dapat menukarkan uang pecahan kecil pada loket yang disediakan oleh BI perwakilan Sumbar bekerja sama dengan bank umum.

"Kami menyediakan jasa penukaran uang kecil secara gratis di BIM mulai 27 Juni sampai 30 Juni 2016 di BIM khusus bagi pemudik yang membutuhkan uang kecil untuk kebutuhan Lebaran," kata Puji.

Menurut dia warga Sumbar banyak yang merantau ke luar daerah dan saat Lebaran biasanya pulang kampung sehingga BI memanfaatkan momen tersebut untuk menyediakan jasa penukaran uang di bandara.

"Sepengetahuan kami setelah berkoordinasi dengan kantor BI lain, ini adalah layanan penukaran uang yang pertama di bandara," ujar dia.

Ia berharap pemudik yang tiba di BIM namun belum sempat menukarkan uang untuk kebutuhan Lebaran bisa memanfaatkan loket yang disediakan.

Dari pada menukarkan melalui calo di sini lebih terjamin, maksimal satu orang dapat menukarkan hingga Rp6 juta, katanya.

Puji menambahkan loket penukaran uang di BIM dibuka mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB bekerja sama dengan BNI, CIMB Niaga, BCA, BRI, Bank Mandiri dan Bank Nagari.

Setiap hari kami siapkan modal Rp4 miliar jadi jangan khawatir akan kehabisan, ujarnya.

Ia menyebutkan menyambut Lebaran 2016 BI Sumbar menyedian uang kartal senilai Rp3,18 triliun dengan jumlah yang sudah terserap pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu sebanyak Rp775 miliar,pecahan kecil mulai Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5.000 dan Rp2.000 Rp271 miliar.

Sementara General Manajer Angkasa Pura II BIM, Suparlan mengatakan pihaknya akan mengumumkan layanan penukaran uang secara gratis melalui pengeras suara terutama kepada penumpang yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau.

"Kami menyambut baik penyediaan jasa penukaran uang ini karena cukup membantu pemudik," kata dia.