Kecelakaan KA India Tewaskan 133 Orang

id kecelakaan kereta api

Kecelakaan KA India Tewaskan 133 Orang

Ilustrasi. (Antara/Adeng Bustomi)

Pukhrayan, India/New Delhi, (Antara Sumbar) - Regu penyelamat di India, Senin terlihat akan menarik lebih banyak jasad dalam gerbong kereta api terakhir yang rusak akibat kecelakaan hingga menewaskan 133 jiwa dan melukai lebih dari 200 orang.

Insiden tersebut merupakan kecelakaan kereta paling parah di India sejak 2010 hingga membuat banyak pihak prihatin karena buruknya standar keamanan kereta pemerintah.

Kereta api merupakan transportasi yang dimanfaatkan jutaan warga India, tetapi sektor itu kurang mendapat suntikan modal dari investor.

Sistem transportasi kereta api India merupakan yang terbesar pada era kolonial dan empat terbesar dunia. Kereta api di India mengangkut 23 juta warga tiap harinya.

Namun banyak gerbongnya yang tidak terawat dan terlalu tua.

Kecepatan rata-rata kereta maksimal hanya 50 kilometer/jam dan kecelakaan dianggap cukup sering terjadi.

Kecelakaan minggu lalu merupakan pengingat terhadap janji Perdana Menteri Narendra Modi untuk mengubah sistem pengelolaan KA yang lebih efisien, aman, sehingga mampu mendukung perekonomian. Tapi janji tersebut masih sulit dilakukan.

Modi tahun ini juga berjanji akan meningkatkan investasi di bidang itu serta mengumumkan pengadaan kereta api cepat baru yang akan didanai Jepang.

Namun kemajuan proyek itu cukup lambat, khususnya mengenai peningkatan jumlah jalur atau pengadaan peralatan sinyal modern di jaringan utama.

Ia juga tampak menghindari isu tingginya nilai subsidi yang tak menyisakan ruang untuk investasi.

Sejumlah pengamat memperhitungkan, pengelolaan KA membutuhkan suntikan modal sebesar 20 triliun rupee (293,34 miliar dolar Amerika Serikat) dari investasi pada 2020.

Polisi di lokasi kejadian, wilayah utara, negara bagian Uttar Pradesh mengatakan mereka masih mencari jasad di 14 gerbong yang keluar rel Minggu dini hari. Kecelakaan terjadi saat lebih dari 500 penumpang tengah tertidur.

"Kami telah memeriksa 13 gerbong yang keluar dari rel, tetapi gerbong terakhir ini sulit dievakuasi," kata Amit Chaudhary, seorang polisi senior di Pukhrayan, 65 kilometer (40 mil) dari Kota Kanpur.

"Kemungkinan tujuh atau delapan jasad ada di gerbong terakhir".

Petugas KA, Amit Malvi mengatakan lebih dari 150 orang dibawa ke rumah sakit pemerintah. Beberapa diantaranya dikabarkan kritis.

Otoritas terkait akan memeriksa sejumlah rel yang patah akibat kecelakaan tersebut.

Kereta yang keluar rel saat sedang melaju dari Kota Patna menuju Indore.

Uttar Pradesh akan menggelar pemilihan umum awal tahun depan dan Partai Bharatiya Janata, pendukung Modi, ikut dalam pemilihan itu dan mengincar kemenangan. (Reuters)