Harga Cabai Merah di Pariaman Rp80 Perkilogram

id cabai merah

Harga Cabai Merah di Pariaman Rp80 Perkilogram

Salah seorang pedagang cabai merah di Pasar Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengeluhkan kurangnya pasokan cabai merah di kota itu. (ANTARA SUMBAR/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Harga cabai merah di Kota Pariaman, Sumatera Barat, mencapai Rp80 ribu per kilogram akibat kurangnya pasokan.

Salah seorang pedagang cabai merah Busra (22) di Pariaman, Rabu, mengatakan harga tersebut kembali mengalami kenaikan jika dibandingkan satu pekan sebelumnya Rp65 ribu.

"Harganya cabai merah keriting memang masih dikeluhkan sebagian konsumen, karena masih terbilang mahal," ujarnya.

Ia mengatakan seminggu sebelumnya harga cabai merah sempat merosot hingga Rp65 ribu per kilogram akibat masuknya sejumlah pasokan dari berbagai daerah seperti Kota Curup, Kabupaten Pesisir Selatan, Pulau Jawa, Kota Medan dan daerah lainnya.

Namun hal tersebut hanya bertahan selama satu minggu sehingga para pedagang setempat terpaksa kembali menaikkan harga cabai merah.

"Kami membeli dari agen Rp75 ribu per kilogramnya, pada umumnya para pedagang di Pasar Pariaman menjual Rp80 ribu kepada konsumen," jelasnya.

Akibat tingginya harga cabai merah tersebut, katanya daya beli konsumen terhadap cabai menurun drastis.

"Biasanya para konsumen tetap membeli satu kilogram, namun sekarang dikurangi menjadi setengah kilogram akibat masih tingginya harga cabai merah," ujarnya.

Selain cabai merah, harga cabai rawit dan bawang merah di kota itu juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Harga cabai rawit setiap kilogramnya dijual Rp65 ribu, dan bawang merah dijual Rp36 ribu naik sebesar Rp8 ribu dari harga seminggu sebelumnya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit mengungkapkan kenaikan harga tersebut dipicu kurangnya pasokan atau ketersediaan dari petani lokal maupun luar daerah.

"Kenaikan sejumlah kebutuhan pokok memang terjadi secara fluktuatif, namun tim pemantau dari Diskoperindag telah ditunjuk untuk selalu mengawasi pedagang agar tidak menumpuk dan menjual harga terlalu tinggi," katanya.

Perubahan cuaca yang tidak menentu sangat mempengaruhi kondisi tanaman, sehingga ada kemungkinan gagal panen dialami para petani cabai.

Terkait lonjakan harga yang tinggi tersebut, ia mengimbau kepada masyarakat kota itu agar mengurangi dan menyeimbangkan kebutuhan. Misalnya konsumen yang biasa membeli cabai hingga dua kilogram dikurangi menjadi satu kilogram. (*)