DKP: Persediaan Ikan Keramba Tinggal 1.000 Petak

id ikan mati

DKP: Persediaan Ikan Keramba Tinggal 1.000 Petak

Kematian ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. (antara)

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan persediaan ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau tinggal 1.000 petak mengalami pengurangan akibat kematian ikan sejak Agustus 2016.

"Kematian ikan yang disebabkan keracunan tubo balerang dan kekurangan oksigen sejak Agustus hingga Oktober 2016 telah menyebabkan persediaan ikan berkurang," kata Kepala DKP Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Rabu,

Ia mengatakan dari 1000 petak keramba dengan berbagai ukuran itu hanya mampu memproduksi sekitar 7,5 ton ikan per hari dengan jenis Nila dan Mas.

"Sebelumnya jumlah keramba yang berisi ikan di danau itu mencapai 17.000 petak dengan produksi sekitar 30 ton per hari," kata dia.

Ia mengatakan petani KJA Danau Maninjau menghentikan budidaya ikan untuk sementara sampai kondisi cuaca membaik.

Saat ini banyak keramba yang kosong dan mengakibatkan harga ikan mengalami kenaikan dari Rp23.000 menjadi Rp27.000 per kilogram, katanya.

Dengan kondisi ini, target produksi ikan air tawar sebanyak 62.000 ton pada 2016 tidak mungkin tercapai, karena realisasi baru mencapai Rp17.273,93 ton pada triwulan dua.

"Diperkirakan realisasi produksi ikan air tawar daerah ini hingga akhir tahun hanya sekitar 50 persen," kata dia lagi.

Selama tiga bulan terakhir, sekitar 1.520 ton ikan mati di Danau Maninjau akibat tubo belerang dan kekurangan oksigen.

Sementara dari Januari hingga Oktober sebanyak 2.066 ton dengan kerugian sekitar Rp39,3 miliar karena harga ikan sekitar Rp19.000 per kilogram di tingkat petani.

Salah seorang petani KJA, Naziruddin menambahkan, sebagian petani di Danau Maninjau memanfaatkan kolam air deras untuk budidaya ikan.

Kolam air deras itu disewa ke warga sekitar dengan harapan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.

"Ini dilakukan karena curah hujan tigggi disertai angin kencang sering melanda daerah itu yang mengakibatkan kematian ikan," katanya. (*)