Pemkot Imbau Masyarakat Terapkan 10 PHBS

id PHBS

Pariaman, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengimbau masyarakat kota itu agar menerapkan 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar dari penyakit menular dan berbahaya.

"Sebagian besar wilayah Sumatera Barat sudah memasuki musim penghujan, oleh sebab itu banyak ancaman penyakit menular yang bisa terjadi apa bila masyarakat tidak menerapkan pola hidup sehat dan bersih," kata Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman, di Pariaman, saat memberikan penyuluhan pola hidup bersih kepada masyarakat.

Sepuluh pola hidup bersih dan sehat meliputi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

Selanjutnya menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

Ia mengatakan ada beberapa ancaman penyakit yang bisa menganggu kesehatan masyarakat akibat musim hujan. Seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, tifus, penyakit kulit dan lain sebagainya.

Pola perilaku hidup sehat dan bersih harus dimulai dari diri sendiri, selanjutnya menjaga kebersihan keluarga dan lingkungan sekitar.

"Saat musim penghujan datang, ancaman penyakit demam berdarah merupakan hal nyata yang harus diwaspadai. Selain masyarakat harus menjaga pola hidup bersih, Dinas Kesehatan juga harus selalu memantau keadaan masyarakat di lapangan," ujarnya.

Ia juga menginstruksikan kepada dinas terkait agar secara rutin mengadakan "fogging" atau pengasapan untuk membasmi nyamuk penyabab demam berdarah.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) setempat, Bakhtiar, mengatakan penyuluhan kesehatan tersebut sangat perlu dilakukan agar masyarakat memahami pola hidup bersih.

Kegiatan penyuluhan kesehatan tersebut diikuti oleh 150 peserta masing-masing dua orang perwakilan dari desa dan kelurahan yang ada di kota itu.

Menurutnya 10 komponen PHBS hanya bisa diterapkan apa bila masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan.

"Kecenderungan masyarakat lebih suka mengobati dari pada mencegah, pola pikir seperti ini yang harus dirubah agar Kota Pariaman bebas dari penyakit menular dan berbahaya," ujarnya. (*)