Agam Berupaya Kurangi Pasokan Pakan Ikan Pabrikan

id pakan ikan

Agam Berupaya Kurangi Pasokan Pakan Ikan Pabrikan

Pakan ikan. (ANTARA FOTO)

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - Sebanyak empat Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memproduksi pakan ikan untuk anggota dalam upaya mengurangi kebutuhan pakan pabrikan.

"Masing-masing kelompok ini mampu memproduksi pakan ikan sekitar 250 sampai 500 kilogram per hari," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam Ermanto di Lubuk Basung, Selasa.

Ia menjelaskan keempat kelompok itu yakni, Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Mutiara Maninjau di Nagari Duo Koto Kecamatan Tanjung Raya dengan produksi sekitar 500 kilogram per hari untuk benih dan pembesaran ikan nila bagi 11 anggota kelompok, dengan luas lahan sekitar satu hektare dan sekitar 25 petak keramba jaring apung.

Lalu, Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Bina Prasada di Nagari Tanjung Sani Kecamatan Tanjung Raya dengan produksi sekitar 500 kilogram per hari untuk benih dan pembesaran ikan nila bagi 10 anggota kelompok dengan luas lahan sekitar satu hektare dan sekitar 30 petak keramba jaring apung.

Sementara Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Sumangaik Basamo di Nagari Gaduik Kecamatan Tilatang Kamang dengan produksi sekitar 250 sampai 500 kilogram per hari untuk benih dan pembesaran ikan lele bagi tujuh orang kelompok dengan luas lahan sekitar 0,5 hektare.

Selain itu, Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Bina Usaha Kopa di Nagari Kamang Hilia Kecamatan Kamang Magek dengan produksi sekitar 500 kilogram per hari untuk benih dan pembesaran ikan lele bagi enam anggota kelompok dengan luas lahan sekitar satu hektare.

"Teknologi pengolahan pakan ikan ini sangat sederhana. Sedangkan untuk bahan baku tersedia di Agam seperti, jagung, tepung ikan, dedak dan lainnya," katanya.

Ia menambahkan empat unit mesin pakan ikan yang dimiliki kelompok ini merupakan bantuan dari Pemkab Agam pada 2013 dan 2015.

Saat ini, katanya sebanyak 15 unit mesin pakan ikan yang diserahkan oleh pemerintah semenjak 2012 sampai 2015, namun yang beroperasi hanya unit.

"Kita terus melakukan pembinaan kepada kelompok agar mesin ini dimanfaatkan untuk membuat pakan ikan," katanya.

Ketua Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Bina Prasada Syafrudin mengatakan pihaknya beserta anggota sangat terbantu dengan adanya mesin pakan ikan ini, sehingga mereka tidak ketergantungan dengan pakan ikan pabrikan karena harganya cukup mahal sebesar Rp400.000 per goni dengan berat 50 kilogram.

"Semenjak mesin ini dioperasikan, maka kami tidak pernah membeli pakan pabrikan. Ini merupakan manfaat dari mesin pakan itu sehingga bisa memproduksi pakan ikan," katanya. (*)