BPBD Sumbar Antisipasi Banjir Bandang

id banjir bandang

BPBD Sumbar Antisipasi  Banjir Bandang

ilustrai (antara)

Padang, (Antara Sumbat ) - Fenomena el nina yang mengakibatkan cuaca buruk berupa hujan lebat dan angin kencang harus diantisipasi sejak dini, karena berpotensi menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.

"Kami akan ingatkan kabupaten dan kota, terutama yang rawan banjir serta longsor terhadap bahaya fenome el nina," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar), Eliyusman di Padang, Selasa.

Terkait antisipasi banjir bandang, ia mengatakan BPBD akan segera mengantisipasi dengan menindaklanjuti kesepahaman tentang mitigasi bencana banjir dan pencegahan bencana banjir bandang yang telah ditandatangani oleh gubernur, bupati dan wali kota di Hotel Pangeran Beach 15 September 2016.

"Tindaklanjutnya adalah membuat perjanjian kerjasama dengan BPBD kabupaten dan kota. Berdasarkan perjanjian itu, bisa dimulai inventarisasi sungai yang berpotensi banjir bandang di Sumbar," tambahnya.

Ia menerangkan, inventarisasi itu bisa dilakukan bekerjasama dengan TNI/Polri, kelompok pecinta alam dan pihak terkait dengan cara menyusuri sungai hingga ke hulu.

"Data dilengkapi dengan gambar, kalau perlu menggunakan drone agar bisa dibahas secara komprehensif," lanjutnya.

Hasil pembahasan tersebut nanti dijadikan dasar untuk upaya pencegahan, seperti membersihkan kantong air di hulu sungai atau bisa dengan cara memotong arus sungai, dengan tujuan bencana banjir bandang bisa diantisipasi sejak awal.

Ia mengatakan, dalam cuaca buruk disebabkan fenomena el nina saat ini, potensi banjir bandang sangat tinggi, karena itu mitigasi bencana dan pencegahan bencana banjir bandang harus segera dilaksanakan.

"Tidak bisa ditunda-tunda lagi, harus segera dilaksanakan," tegasnya.

Sambil menunggu perjanjian kerjasama tersebut terealisasi, BPBD Sumbar menurut dia juga sedang mengumpulkan data yang dibutuhkan dari semua pihak terkait seperti Balai Wilayah Sungai Sumatera V, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA).

"Data ini kami butuhkan untuk mendukung program ini," tambahnya.

Sebelumnya, gubernur bersama bupati dan wali kota di Sumbar, sepakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya bencana banjir bandang di daerah itu dengan menandatangani kesepahaman (MoU) di Padang, 15 September 2016.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar, Rumainur mengatakan, dengan ditandatanganinya MoU tentang mitigasi bencana banjir dan pencegahan bencana banjir bandang itu, BPBD secara bersama-sama bisa melakukan program pencegahan dini terhadap potensi bencana itu.

Ia menjelaskan, program itu bisa memberikan rasa aman pada masyarakat, terutama pada daerah rawan banjir.

Menurutnya program pencegahan banjir bandang itu dilakukan dengan cara rutin membersihkan kantong-kantong air di hulu sungai yang berpotensi menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang.

"Minimal satu kali atau kalau bisa dua kali setahun kita bersihkan secara bersama-sama," sebutnya.

Ia mengemukakan, banjir di Sumbar dapat dibagi dua jenis yaitu banjir luapan dan banjir bandang.

"Yang berbahaya dan sering mengakibatkan korban jiwa maupun harta benda adalah banjir bandang. Karena itu, kami fokus untuk antisipasi banjir jenis itu," ujarnya.

Banjir bandang itu, menurutnya disebabkan banyaknya kantong-kantong air di hulu sungai yang jebol saat intensitas hujan tinggi dan lama.

"Akumulasi dari volume air yang tersimpan dalam kantung-kantung air itulah yang menjadi banjir bandang dan sangat membahayakan masyarakat, terutama yang berdomisili di bantaran sungai. Antisipasinya, dengan membersihkan hulu sungai secara periodik," lanjutnya.

Sejumlah daerah di Sumbar, hampir setiap tahun terimbas banjir baik banjir luapan maupun banjir bandang.

Perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah untuk bisa mengantisipasi bencana tersebut agar tidak terus berulang.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping Padang Pariaman, memberikan peringatan dini cuaca Sumbar 27 September 2016 pukul 13.20 WIB.

Disebutkan, berpotensi terjadi hujan sedang-lebat disertai angin kencang pada pukul 13.40 di wilayah Padang Panjang, Sicincin, Pariaman, Agam dan Solok, dan sekitarnya.

"Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga pkl 15.30 WIB dan meluas ke wilayah Pesisir Selatan, Padang dan sekitarnya,"kata Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi BMKG Ketaping, Padang Pariaman, Budi Iman Samiaji.

Ia menyebutkan, cuaca buruk itu masih bisa berlanjut.