Riri Riza-Garin Nugroho Tampil di TV Malaysia

id Riri Riza-Garin Nugroho

Kuala Lumpur, (Antara Sumbar) - Sineas terkemuka Indonesia Riri Riza dan Garin Nugroho bakal tampil pada acara program wawancara spesial "The SEA Director Focus" pada televisi berjaringan Malaysia, Astro, Oktober mendatang.

Sebagaimana dilansir The Sun, Rabu, dengan pembawa acara kritikus dan pengamat film sejarah terkenal Hassan Muthalib, program tersebut dimulai dengan menghadirkan sembilan sutradara pemenang award dari Malaysia dan sembilan direktur dari Asia Tenggara.

Program ini akan tayang pada Oktober setiap Rabu pukul 22.00 di Astro on the Go (AOTG), dan merupakan seri kedua sejak Februari tahun ini.

Mereka di antaranya adalah Boo Junfeng (Singapura), Eric Khoo (Singapura), Garin Nugroho (Indonesia), Lav Diaz (Filipina), Pen-Ek Ratanaruang (Thailand), dan Riri Riza (Indonesia).

Wakil Presiden Distribusi dan Konten Grup Astro Teng Lee Yein mengatakan, pihaknya mempunyai komitmen untuk mengembangkan para pemilik bakat di Asia, dan percaya para sineas internasional berbakat dari Asia mempunyai kesempatan berkembang serta mendapat pengakuan internasional.

"Para sutradara ini akan ambil bagian pada 'SEA Directors Focus' seri ketiga dengan menghadirkan aneka pebakat dari Asia Tenggara yang akan mendapatkan pembelajaran berharga dari penonton," katanya.

Program ini juga akan menayangkan film-film terpilih dari para sutradara ini, di antaranya Sandcastle oleh Boo, 12 Storeys oleh Khoo, The Blindfold oleh Garin Nugroho, A Lullaby to the Sorrowful Mystery oleh Diaz, Monrak Transistor oleh Pen-Ek, dan Ada Apa Dengan Cinta 2 oleh Riri Riza.

Dirjen Pengembangan Film Nasional Malaysia (Finas) Datuk Kamil Othman mengamati bahwa para sutradara tersebut fokus pada cerita-cerita lokal, perasaan lokal dan menerjemahkan ke sesuatu dalam dunia yang bisa terhubung.

"Banyak warga Malaysia semestinya harus nonton film ini. Ketika para sutradara muda mengajukan pendanaan dari Finas untuk pembuatan film, mereka membuat kisah nyata. Bukan terinspirasi oleh The Revenant atau Transformers," katanya pula.

Pada kesempatan tersebut Garin mengatakan sekarang adalah waktu yang menarik dalam industri film Indonesia terutama bagi sinema kommersial lebih-lebih bagi pembuat film personal atau art house melebihi beberapa tahun yang lalu.

Sedangkan Riri Riza menambahkan film-film tersebut adalah sumber kebanggaan nasional di Indonesia.

"Pada lima tahun yang lalu, kami kesulitan menemukan penonton dalam jumlah banyak untuk film-film yang besar. Pada waktu yang sama, jumlah produksi tidak bertambah," katanya pula. (*)