Ulama Minta PDIP Calonkan Kader Muslim Pada Pilgub DKI

id KH Afifuddin Muhajir

Jakarta, (Antara Sumbar) - Salah seorang ulama terkemuka dari Jawa Timur, KH Afifuddin Muhajir merasa terpanggil untuk bersuara terkait Pilkada DKI dengan minta PDIP selaku partai dengan suara terbanyak di Jakarta mengajukan calon dari kadernya sendiri.

Pernyataan tertulis KH Afifuddin yang diterima Antara di Jakarta, Senin lebih lanjut menyebutkan, kader dimaksud adalah tentu yang beragama Islam, sebab bagi umat Islam, agama adalah segala-galanya, termasuk dalam memilih pemimpin.

"Sangat masuk akal bila umat Muslim memilih pemimpin yang Muslim. Tentu figur pemimpin dimaksud adalah pemimpin yang adil," kata Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Asembagus, Situbondo Jawa Timur itu.

Ia juga mengingatkan umat Islam di Jakarta agar tidak termakan oleh jargon "non Muslim yang adil lebih baik daripada Muslim yang tidak adil, seolah-olah Muslim identik dengan ketidakadilan.

"Oleh karena itu, saya sangat mendukung pernyataan KH Ahmad Hasyim Muzadi dan KH Shalahuddin Wahid agar PDIP mencalonkan kadernya sendiri dengan menggandeng partai-partai yang peduli terhadap nasib umat Islam dan NKRI," katanya.

KH Salahuddin Wahid selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jatim baru-baru ini mengemukakan harapannya supaya PDIP mempertimbangkan saran KH Hasyim Muzadi supaya partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu mencalonkan kader sendiri dalam pemilihan Gubernur DKI.

Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat KH Hasyim Muzadi meminta PDIP mengusung kader sendiri dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.

"Sebagai orang yang pernah merasakan budi baik PDI Perjuangan (waktu Pilpres 2004), saya berharap dengan sangat agar PDI Perjuangan mengusung kadernya sendiri," kata KH Hasyim dalam pernyataan tertulisnya pada 15 September 2016.

Mantan Ketua Umum PBNU dua periode itu menegaskan, jika PDIP mengusung kader sendiri, maka langkah itu akan memantapkan eksistensinya sebagai partai wong cilik yang nasionalis dan religious.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu bahkan menyatakan siap "pasang badan" mengajak partai-partai Islam untuk mendukung calon PDIP. (*)