Jakarta, (Antara Sumbar) - Lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan hidup Greenpeace menyoroti adanya intimidasi terhadap sejumlah kasus kebakaran lahan yang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, tetapi juga di Rusia.
Siaran pers Greenpeace yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan, pada 8 September, tim petugas pemadam kebakaran hutan Greenpeace Rusia diserang di kamp mereka di Rusia Selatan oleh delapan orang pria bertopeng yang menggunakan senjata api dan pisau.
Serangan itu dilaporkan mengakibatkan luka yang cukup serius dan membutuhkan penanganan medis. Tim Greenpeace beroperasi atas permintaan masyarakat setempat dan bekerja sama dengan dinas pemadam kebakaran Rusia untuk mencegah kebakaran terbuka yang bersifat ilegal pada rawa-rawa dan danau air asin di wilayah tersebut, yang dilindungi dalam Konvensi Perlindungan Rawa-rawa.
Greenpeace Indonesia sangat terkejut dan berduka atas penyerangan terhadap relawan dan staf Rusia yang membantu masyarakat terdampak akibat kebakaran.
Di Indonesia, masyarakat setiap tahunnya harus menghadapi dampak dari kebakaran hutan dan lahan gambut dalam skala besar. Staf Greenpeace Indonesia bekerja sama dengan masyarakat terdampak dan melihat secara langsung dampak menyedihkan dari kebakaran hutan.
Dalam rilis itu juga diingatkan bahwa satu pekan lalu di Indonesia tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan disandera dan berada dalam ancaman saat melakukan tugas investigasi di kawasan gambut yang terbakar.
Greenpeace Indonesia menuntut agar perusahaan di balik kebakaran hutan dilarang untuk menggunakan taktik intimidasi terhadap pihak-pihak yang bekerja untuk mencari solusi dari krisis kebakaran hutan.
Greenpeace Indonesia akan tetap bekerja sama dengan masyarakat untuk memerangi kebakaran hutan dan menyingkap taktik-taktik intimidasi dari pihak-pihak yang patut diduga bertanggung jawab.
Sebagaimana diwartakan, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta pihak perusahaan kooperatif untuk penyelidikan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sedang didalami oleh aparat penegak hukum di kawasan setempat.
"Kami mengimbau perusahaan untuk kooperatif. Bagaimana bersikap yang baik ketika petugas datang untuk melakukan pengambilan data maupun penyelidikan di kawasan kebakaran hutan dan lahan," kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Jumat (9/9).
Hal tersebut, disampaikan Gubernur menyoroti adanya perusahaan yang dinilai tidak koperatif sehingga pihaknya menegaskan, agar semua unsur mendukung para penegak hukum dalam mengusut tuntas kasus kebakaran ribuan hektare lahan di Provinsi Riau.
Sebelumnya, Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) di Provinsi Riau menyatakan perang terhadap perambah hutan dan terus melakukan upaya tegas dalam penanganan Karhutla yang menimbulkan asap dan mencemari lingkungan serta merugikan negara.
Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (8/9), mengatakan bahwa Satgas Karhutla telah berjuang tanpa kenal lelah, pada hari libur bahkan lebaran pun tetap berupaya mencegah dan padamkan kebakaran yang muncul, bahkan sampai seorang prajurit TNI gugur dalam melaksanakan tugas. (*)
Berita Terkait
MAKI dukung audit LSM oleh pemerintah untuk kontrol
Minggu, 14 November 2021 6:30 Wib
Langit biru tidak jamin bebas polusi udara
Senin, 14 Desember 2020 13:17 Wib
Daerah rawan karhutla naikkan risiko COVID-19, Greenpeace Indonesia minta safe house karhutla segera disiapkan
Jumat, 1 Mei 2020 6:51 Wib
Greenpeace sebut banjir Jakarta sebagai peringatan dampak perubahan iklim
Senin, 6 Januari 2020 13:39 Wib
Ini cara menurut Greenpeace untuk mengurangi sampah plastik
Senin, 26 Maret 2018 16:58 Wib
Greenpeace Prihatin Perlindungan dan Pembangunan Kawasan Pesisir
Jumat, 16 September 2016 16:43 Wib
Greenpeace Kampanye Energi Bersih Dengan Pameran Foto
Minggu, 7 Februari 2016 19:06 Wib
Greenpeace Ingin Indonesia Sanksi Tegas Penghancur Gambut
Selasa, 1 Desember 2015 17:33 Wib