Sapi Kurban Presiden Berasal Dari Limapuluh Kota

id Sapi Kurban

Sapi Kurban Presiden Berasal Dari Limapuluh Kota

Ilustrasi. (Antara) ( )

Padang, (Antara Sumbar) - Sapi kurban dari Presiden RI, Joko Widodo untuk masyarakat Sumatera Barat (Sumbar), berasal dari Halaban, Kabupaten Limapulu Kota dan akan disembelih pada Senin (12/10) di Masjid Raya Sumbar.

"Sapi seberat 1,2 ton itu milik peternak binaan Dinas Peternakan Sumbar di Limapuluh Kota. Minggu (11/10), sapi itu akan sampai di Padang," kata Wakil Ketua Pelaksana Penyembelihan Hewan Kurban di Masjid Raya Sumbar, Syahril B di Padang, Sabtu.

Selain sapi kurban dari presiden itu, Ketua Dewan Masjid Sumbar Yulius Said menambahkan pihaknya sedang berkoordinasi agar Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua DPD Irwam Gusman agar ikut berkurban di Masjid Raya Sumbar.

Ia menyebutkan penyembelihan sapi kurban dari presiden di Masjid Raya Sumbar tersebut merupakan yang kedua kalinya. 2015, presiden juga mengirimkan sapi seberat 1 ton untuk masyarakat Sumbar.

"Ini bukti Sumbar menjadi salah satu daerah yang menjadi perhatian presiden. Kami mensyukuri hal ini," sebutnya.

Daging sapi kurban dari presiden itu, menurutnya akan dibagikan kepada masyarakat miskin di sekitar Masjid Raya Sumbar dan panti asuhan yang ada di Kota Padang.

Selain memberikan sapi kurban untuk disembelih di Masjid Raya Sumbar, Presiden Joko Widodo dikabarkan juga memberikan bantuan untuk masjid kebanggaan Sumbar itu dengan memasukkan tambahan anggaran pembangunannya pada RAPBN 2017.

Kabar itu disampaikan anggota Komisi V DPR RI, Alex Indra Lukman beberapa waktu lalu.

Sementara itu, terkait hewan kurban, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Erinaldi kembali mengingatkan panitia kurban agar benar-benar selektif dalam memilih.

"Jangan asal pilih, karena hewan yang berpenyakit atau membawa virus bisa membahayakan bagi kesehatan masyarakat," ujarnya.

Agar aman, ia mengimbau panitia agar meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari pedagang hewan kurban sebelum membelinya.

"Dari SKKH bisa dilihat hewan itu sehat atau tidak," katanya. (*)