Kodam I/Bukit Barisan Evaluasi Penanganan Karhutla Riau

id evaluasi, pemadaman, karhutla

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan, melakukan evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau yang kembali terjadi baru-baru ini.

"Saya sudah mengunjungi Riau, dan melakukan evaluasi tentang kabakaran hutan di Riau ," kata Pangdam I/BB, Mayor Jenderal Lodewyk Pusung saat melakukan kunjungan kerja ke Detasemen Zeni Tempur 2/Prasada Sakti (Denzipur 2/PS) Padang Mengatas, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat.

Ia menambahkan, saat ini terpantau 300 titik api yang tersebar pada beberapa kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Sementara lokasi yang paling banyak terbakar itu di kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Dumai, Kampar, dan Pekan Baru.

Lodewyk menyebutkan, ke depannya perlu mengevaluasi Standar Operasional Prosudur (SOP) untuk menangani kebakaran lahan, sehingga tidak lagi memakan korban, seperti yang terjadi di Kabupaten Rokan Hilir.

Hal itu, ujar dia, sebabkan karena medannya berat dan sulit untuk dilalui, dimana kedalaman gambut nya mencapai satu hingga dua meter.

"Prajurit yang nantinya akan diterjunkan ke lokasi, terutama yang medannya tertutup minimal mereka berkelompok enam orang," kata dia.

Pihaknya, sudah memerintahkan kepada semua jajarannya agar menindak tegas pelaku pembakar lahan. Menurutnya, tindakan tegas itu harus diambil karena pelaku perambahan tidak saja menghancurkan hutan, namun juga menyebabkan karhutla.

Ia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan personil yang ada di Denzipur 2/PS Padang Mengatas diterjunkan untuk menangani kebakaran di Riau, apabila personil yang ada di provinsi tersebut kurang.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan saat ini Indonesia sedang siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, untuk itu perlu kerja sama semua pihak mencegah dan menanggulanginya.

Ia menyebutkan, pada Juli hingga Agustus, terjadi kenaikan jumlah titik api hingga dua kali lipat, terutama di Riau dan Kalimantan Barat, sehingga cukup merepotkan tim koordinasi pemadam kebakaran lahan, baik dari Korem, Polri, BPBD, Mangga Agni dan lainnya.

Peningkatan jumlah titik api itu berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dimana tingkat kekeringan udara, di bawah 100 milimeter.

Kondisi itu sudah sangat kering, dan saat ini tingkat kekeringan terjadi di daerah Sumatra dan sekitarnya, dimana kekeringan udara sudah di bawah 50 mili meter. (*)