Petinju Profesional Melaju Pada Hari Kedua Olimpiade

id Petinju Profesional

Rio de Janeiro, (Antara Sumbar) - Petinju profesional kembali meraih kemenangan di Olimpiade Rio pada Minggu, hari kedua pelaksanaan cabang olahraga tinju di Olimpiade yang juga menampilkan satu petinju kelas ringan berargumen di luar ring bahwa panitia penyelenggara berkonspirasi melawan dirinya.

Amnat Ruenroeng, mantan juara kelas terbang IBF berusia 36 tahun dari Thailand, mengalahkan lawannya yang berasal dari Argentina Ignacio Perrin untuk menjadi petinju pro kedua, bersama dengan petinju kelas ringan Carmine Tommasone asal Italia, untuk mencapai putaran kedua.

Petinju pro ketiga, Hassan N'Dam N'jikam asal Kamerun, kalah pada Sabtu setelah pertandingan di mana sang petinju, yang terbiasa dengan pertandingan-pertandingan dengan durasi waktu lebih panjang, mengatakan dirinya kesulitan untuk beradaptasi dengan format tiga ronde di Olimpiade.

Sang petinju Thailand, sebaliknya, mengatakan pada Sabtu bahwa ia tahu dirinya harus memukul lebih dini untuk mendapatkan kemenangan.

"Saya perlu mendapatkan beberapa angka pada ronde pertama karena hanya ada tiga (ronde)," kata Ruenroeng, yang sekarang bertarung di kelas ringan.

Rio 2016 merupakan pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade di mana para petinju profesional diizinkan untuk ikut bertanding, menyusul perubahan pada Juni yang dilakukan AIBA, organisasi yang mengurus tinju di Olimpiade.

Asosiasi itu, yang tidak imun terhadap perpecahan organisasional yang kerap menimpa olahraga ini, pada Minggu mendapat kritik berat oleh Teofimo Lopez, petinju kelas ringan kelahiran AS yang membela Honduras.

Menelan kekalahan setelah pertandingan sengit melawan rivalnya yang berasal dari Prancis, Lopez mengatakan bahwa pada juri telah merugikan dirinya karena dirinya mengkritik proses kualifikasi yang berbelit, yang mencegah dirinya berkompetisi sebagai warga AS.

"AIBA mencuri mimpi saya," ucapnya, setelah ditegur ayahnya karena tidak mengikuti instruksi pelatihnya untuk bertarung lebih agresif dan mengamankan kemenangan.

Menanggapi hal itu, juru bicara AIBA menepis klaim tersebut.

"Kami memahami kekecewaannya," kata Nicolas Jomard, pengurus AIBA. "Setiap petinju bebas mengatakan apa yang ingin ia katakan, namun tuduhan apapun perlu berdasar pada sesuatu yang nyata." (*)