Darizal Basir Jemput Aspirasi Masyarakat Melalui RDP

id Darizal Basir, Jemput, Aspirasi, RDP

Painan, (Antara Sumbar) - Anggota DPR-RI, Darizal Basir menjemput aspirasi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) melalui rapat dengar pendapat (RDP) dengan masyarakat.

"Kegiatan dalam rangka penugasan MPR-RI ini sudah kami lakukan sebanyak tiga kali sejak tiga hari lalu di tiga lokasi. Selain RDP, dalam masa ini kami juga melakukan sosialisasi empat pilar MPR-RI, " katanya di Painan, Rabu.

Pada hari pertama kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada Minggu (26/6) di Langkisau Resor Painan. Hari ke dua pada Senin (27/6) kegiatan RDP berlangsung di Rumah Suaso Padang dan Selasa, (28/6) berlangsung kegiatan RDP dengan masyarakat di SD Negeri 22 Kecamatan Bayang.

"Dalam kegiatan ini kami juga mengadakan berbuka bersama dengan seluruh peserta RDP dan sosialisasi di masing-masing lokasi, " tambahnya.

Melalui kegiatan tersebut, setidaknya masyarakat dapat lebih memahami tentang kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Lebih dari itu berbagai konflik yang sedang dan akan terjadi di negeri ini dapat diredam atau diselesaikan dengan baik.

Ia menyebutkan, pemahanan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar negara harus selalu ditumbuhkembangkan dalam mewujudkan cita-cita masa depan Indonesia yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera, adil, makmur serta menjadi negara yang berdaulat dan bermartabat.

Sebagai Rakyat Indonesia, masyarakat tidak boleh lupa, bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia.

Sebagai dasar negara, Pancasila sangat menjunjung kebersamaan musyawarah untuk mufakat agar lebih di kedepankan lagi sebagai upaya meminimalkan terjadinya gesekan dan konflik.

Seorang peserta RDP, Dodi mengatakan sosialisasi itu penting untuk masyarakat agar mereka (masyarakat) memahami arti pentingnya empat pilar MPR.

Sebagai idiologi negara, Pancasila selama ini belum begitu tersosialisasikan dengan baik secara formal, baik dalam hal-hal yang ifatnya kognitif, apalagi hal yang bersifat afektif maupun dalam perilaku. (*)