Padang Aro, (Antara Sumbar) - Petugas gabungan di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat menemukan kerupuk yang pembuatannya menggunakan bahan kimia berbahaya jenis boraks.
"Saat menggelar pemeriksaan makanan yang diduga menggunakan bahan kimia berbahaya, kami mengambil sejumlah sampel, seperti kerupuk, cendol dan cincau," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Dinas Kesehatan Solok Selatan, Yenni Efrianti di Padang Aro, Rabu (15/6).
Pemeriksaan makanan dan minuman yang dilakukan di Pasar Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, ini, katanya, petugas menemukan kerupuk yang pembuatan menggunakan boraks.
Menurut dia, mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam kurun waktu lama akan memicu kanker. Sementara gejala spontan saat memakan makanan yang mengandung boraks, seperti kerongkongan kering, sakit kepala, mual, muntah, dan diare.
Sementara ciri-ciri secara kasat mata kerupuk yang menggunakan boraks, yakni tidak mudah layu meskipun sudah seharian tidak dibungkus, warna mengkilat, dan warna kuning.
"Setelah kami periksa, kadar boraks di dalam kerupuk itu mencapai 100 mg/ml, " katanya.
Dalam upaya memutus mata rantai peredaran kerupuk yang mengandung boraks, katanya, perlu dilakukan pembinaan oleh instansi terkait serta dilakukan teguran kepada produsen.
"Ini perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi permasalahan ini," ujarnya.
Sementara untuk pemeriksaan cincau dan cendol apa minuman itu mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak, kata Yenni, akan dikirim ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang.
Selain menemukan kerupuk yang menggunakan boraks, katanya pihaknya menemukan pendagang kaki lima yang menjual obat tanpa izin. Pedagang itu menjual obat yang mestinya dijual di toko obat berizin dan apotek.
"Obat yang dijual berlogo K merah yang hanya boleh dijual di toko obat berizin dan apotek. Selain, penjual juga buka seorang apoteker ataupun asisten apoteker," katanya.
Terkait pedagang obat kaki lima ini, katanya, pihaknya memberikan teguran.
Selain melakukan pemeriksaan makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berbahaya, tim gabungan yang terdiri atas Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Pedagangan, Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan, Kantor Perizinan dan Pelayanan Umum, Kantor Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, dan Bagian Ekonomi Pembanguna Setda Solok Selatan, juga memantau pergerakan harga kebutuhan pokok dan melakukan inpeksi mendadak makanan serta minuman yang telah kedaluwarsa di sejumlah minimarket.
Seorang warga Sungai Aro, Koto Parik Gadang Diaten, Afriadi N (39), mengatakan pemerintah jangan hanya memeriksa saja, melainkan juga harus melakukan pembinaan agar pembuat kerupuk yang sebagian besar merupakan industri rumah tangga mengenal bahan-bahan kimia apa saja yang tidak boleh digunakan.
Namun, jika setelah dilakukan pembinaan dan ternyata industri rumah tangga tersebut masih menggunakan bahan berbahaya maka harus dilakukan tindakan tegas.
"Jika memang ada korban bisa langsung dilaporkan ke kepolisian," katanya menambahkan. (*)
Berita Terkait
Dokter gizi: Kurangi kerupuk ketika buka puasa dengan asinan Betawi
Senin, 18 Maret 2024 13:56 Wib
Meriah, Sabar AS ikut lomba makan kerupuk bersama warga Simaroken Rao
Minggu, 20 Agustus 2023 19:24 Wib
Menikmati Kerupuak Kuah, makanan sederhana populer saat Ramadhan
Jumat, 24 Maret 2023 16:29 Wib
Pengabdian Masyarakat Unand Bantu Mesin Spinner untuk Perkuat Teknologi UKM Kerupuk Kulit "Rizky"
Senin, 14 November 2022 11:28 Wib
Tim Pengabdian Masyarakat Unand Komitmen Tingkatkan Pemasaran UMKM Kerupuk Kulit "Rizky" di Padang
Sabtu, 29 Oktober 2022 9:05 Wib
PKM Dosen Unand, Meningkatkan Kualitas Produk Kerupuk Kulit Melalui Teknologi dan Pemasaran
Senin, 3 Oktober 2022 16:46 Wib
Kerupuk Tulang Ikan Tuna
Kamis, 28 Juli 2022 18:07 Wib
Polres Payakumbuh amankan lima tersangka pencuri kerupuk senilai Rp17 juta
Senin, 14 Februari 2022 16:20 Wib