Bank Dunia: Kurangi Jejak Karbon Sektor Transportasi

id Bank Dunia

Jakarta, (Antara) - Bank Dunia menginginkan berbagai pihak secara global dapat mendorong langkah-langkah kebijakan yang mengurangi jejak karbon di sektor transportasi guna mengatasi permasalahan perubahan iklim sekaligus memastikan mobilitas warga.

"Kita memiliki kesempatan besar saat ini untuk mempersatukan upaya kita untuk mengurangi jejak karbon sektor transportasi dan membuatnya lebih aksesibel, efisien, dan aman untuk semua," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan, Laura Tuck, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, langkah tersebut bisa diwujudkan dengan adanya gabungan koalisi global dengan visi yang jelas dan pencapaian target yang bisa dilakukan, sehingga mobilitas berkelanjutan bagi semua kalangan bisa benar-bernar diterapkan.

Sebagaimana diketahui, sektor transportasi mewakili 23 persen dari emisi karbondioksida energi global, terutama ditambah dengan meningkatkannya permintaan mobilitas khususnya di negara-negara berkembang.

Sedangkan jumlah kendaraan pribadi di seluruh dunia diperkirakan bakal berlipat ganda menjadi sekitar 2 miliar unit pada 2050, dan bila tidak dilakukan apa-apa, maka pada pertengahan abad ke-21 nanti kontribusi sektor transportasi bakal mencapai 33 persen dari emisi karbondioksida yang terkait dengan energi global.

Sebelumnya, Bank Dunia pada Kamis (7/4) mengumumkan rencana untuk membantu negara-negara berkembang menambahkan 30 gigawatt energi terbarukan terhadap kapasitas energi dunia, dan memobilisasi 25 miliar dolar AS pembiayaan swasta untuk energi bersih hingga 2020.

Rencana Aksi Perubahan Iklim, dirilis oleh pemberi pinjaman yang berbasis di Washington pada Kamis, dirancang untuk membantu negara-negara memenuhi janji Paris COP21 mereka dan mengelola dampak-dampak peningkatan iklim.

Berdasarkan program tersebut, Bank Dunia akan meningkatkan pendanaan empat kali lipat untuk transportasi tahan iklim, mengintegrasikan iklim ke dalam perencanaan perkotaan melalui Platform Global untuk Kota Berkelanjutan, dan meningkatkan bantuan untuk pengelolaan hutan dan perikanan berkelanjutan.

Menurut Bank Dunia, perubahan iklim mengancam untuk mendorong 100 juta lebih banyak orang ke dalam kemiskinan dalam 15 tahun ke depan.

Selain upaya-upaya Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, bertujuan memperluas investasi iklimnya dari saat ini 2,2 miliar dolar AS per tahun ke tujuan 3,5 miliar dolar AS per tahun, dan mendorong peningkatan suatu tambahan 13 miliar dolar AS per tahun dalam pembiayaan sektor swasta hingga 2020. (*)