Pariaman, 10/4 (Antara) - Bagindo Arman Adel Abdullah didaulat sebagai Datuak Sinaro pucuak adat suku piliang untuk mengantikan Almarhum Sutan Harun Al-Rasjid Zain di Pariaman, Minggu.
Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau Pagaruyuang, di Pariaman, mengatakan pengukuhan gelar Datuak Sinaro tersebut sekaligus pengangkatan para perangkat niniak mamak suku piliang Pariaman.
"Kepada para Datuak, Panungkek, Imam, Malin, dan Dubalang yang telah dilantik sebagai pimpinan adat dinyatakan telah memiliki kekuasaan dan wewenang untuk merangkul secara para kaumnya," kata dia.
Ia meneruskan amanah yang diberikan kepada para pimpinan tersebut harus dijaga dan dilaksanakan sebaik mungkin sehingga membawa kebaikan bagi masyarakat dan kaum pada khususnya.
Penobatan gelar dan pemberian amanah tersebut salah satunya juga berdasarkan kepada filosofi orang Minangkabau yang menyebutkan "Kaluak paku kacang balimbiang, tampuruang lenggang lenggokkan, dibawok anak ka saruaso, anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan, tenggang nagari jan binaso sarato jo adat".
Artinya banyak hal yang menjadi tanggung jawab oleh seorang niniak mamak salah satunya mempertenggangkan anak, anak kemenakan, kaum, suku, nagari, dan orang kampung sendiri.
"Tidak semua orang yang bisa diangkat menjadi Datuak atau pimpinan adat, suku atau kaum, mereka merupakan pilihan serta memiliki sifat arif dan bijaksana terhadap semua aspek," ujarnya.
Saat ini dikatakanya untuk Sumatera Barat kurang lebih terdapat 60 ribu para niniak mamak. Namun hal itu belum termasuk dengan para datuak-datuak atau perangkat niniak mamak.
Setiap kaum atau suku pada dasarnya memiliki empat orang pemangku adat atau yang membantu datuak dalam menjalankan roda kepemerintahan di tingkat adat.
"Jadi bisa kita bayangkan di Sumbar kurang lebih terdapat 240 ribu para pimpinan adat atau niniak mamak," katanya.
Menurutnya jika semua para pimpinan adat di Minaggkabau dapat menjalankan pituah atau petunjuk yang diturunkan para nenek moyang maka adat Minangkabau akan berjalan seperti seharusnya.
Terkait pengangkatan pimpinan adat yang tidak berdomisili di daerah kaumnya ia menanggapi hal tersebut saat ini tidak lagi menjadi sebuah persoalaan besar.
"Dulu hal tersebut memang menjadi sebuah problem ketika pimpinan adat yang kita angkat namun tidak berdomisili di kampung halaman atau di sekitar kaumnya sendiri," jelasnya.
Namun dengan kemajuan zaman yang semakin maju, pihaknya menilai para pimpinan adat atau datuak bisa saja berkomunikasi dan meyelesaikan sebuah persoalan dengan menggunakan berbagai akses komunikasi.
"Jika itu sebuah persoalan kecil maka panungkek atau wakil datuak, dan yang lainya diharapkan bisa menyelesaikan. Namun apabila menyangkut hal prinsip maka hendaknya datuak kembali ke kampung halaman," tuturnya.
Meskipun demikian ia tetap menilai keberadaan seorang datuak dalam suku atau kaumnya merupakan sebuah hal jauh lebih baik jika dibandingkan berada jauh dari kampung halaman.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, mengatakan prosesi pengangkatan gelar datuak kepada Bagindo Arman Adel Abdullah yang mengatikan alamarhum Sutan Harun Al-Rasjid Zain memiliki banyak nilai kebudayaan yang dapat dijadikan contoh positif bagi semua pihak.
"Kita apresiasi dalam penyelenggaraan pengangkatan gelar datuak ini, semoga amanah yang diemban bisa dijalankan sebagai mana mestinya dan membantu para anak kemenakan serta para kaum," ujarnya.
Sementara itu Bagindo Arman Adel Abdullah Datuak Sinaro, mengatakan amanah yamg telah dipercayai akan dijalankan sebaik-baiknya untuk memajukan kaum dan suku piliang Pariaman.
Untuk tugas utama sendiri pihaknya berusaha bagaimana membimbing para anak kemenakan terbebas dari penyakit masyarakat seperti narkoba dan tindakan abnormal lainya.
Selain membimbing anak, kemenakan dan kaumnya, Bagindo Arman Adel Abdullah Datuak Sinaro juga memfokuskan diri bagaimana kesenian daerah juga berkembang dan membantu kemajuan Kota Pariaman.
"Kesenian daerah itu merupakan promosi daerah kita jadi harus didukung dan diselaraskan juga," ujarnya.
Untuk memperlancar tampuk kepemimpinan para datuak yang telah diangkat memiliki empat poin penting yang dijadikan pedoman dalam mngurus permasalahan adat terutama suku piliang. Diantaranya, amanah, beribadat kepatuhan Yang Maha Esa (YME), berdoa, dan bersyukur atas kepercayaan yang diberikan.*
Berita Terkait
Dihadiri Gubernur, Ir Ifwan emban Gelar Datuak Maleka
Selasa, 28 Juni 2022 12:15 Wib
Irjen. Pol. Angesta Romano Yoyol Resemi Bergelar Datuak Bagindo Sati
Minggu, 15 Mei 2022 2:16 Wib
Kepala Dinkes Payakumbuh dilewakan jadi Datuak Tumanggung
Sabtu, 11 September 2021 17:48 Wib
Ini jawaban Syafruddin Datuak Tan Majolelo terkait tak diakui KAN Bawan
Senin, 28 Desember 2020 19:07 Wib
KAN Bawan Agam tak akui Syafruddin sebagai Datuak Tan Majolelo
Minggu, 27 Desember 2020 16:45 Wib
KAN Tiku Lima Jorong Agam tak akui Salwi T jadi Datuak Rangkayo Moelia
Kamis, 27 Agustus 2020 19:09 Wib
Kopi menjadi tanaman primadona di Solok Selatan, produksi 2019 meningkat 454 ton
Sabtu, 18 Januari 2020 10:49 Wib
Dugaan prostitusi yang dijalankan ibu dan anak di Lubuk Buaya, LKAAM Sumbar: budaya malu sudah mulai hilang
Selasa, 14 Januari 2020 17:32 Wib