Seluruh Sekolah Pesisir Selatan di Pantai akan Dijadikan Shelter

id Tsunami, Shelter, Sekolah

Painan, (AntaraSumbar) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan mengupayakan seluruh bangunan sekolah yang berada di pinggir pantai dapat dimanfaatkan sebagai tempat evakuasi tsunami (shelter) bagi masyarakat setempat.

"Secara berangsur kami akan upayakan semua sekolah yang berada di pinggir pantai di daerah ini bangunannya bertingkat sehingga tidak hanya sebagai tempat belajar bagi anak sekolah, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai shelter bagi masyarakat sekitarnya, " kata Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar di Painan, Jumat.

Selama ini bangunan sekolah hanya bermanfaat sebagai tempat belajar semata bagi anak sekolah. Namun ke depan diharapkan dapat sebagai tempat pengamanan dari risiko bencana tsunami.

Sarana dan prasarana evakuasi seperti shelter di daerah itu masih sangat minim sehingga membutuhkan penambahan. Selain itu sebagian besar daerah rawan tsunami di daerah itu jauh dari tempat ketinggian atau bukit.

"Maka itu kami berharap terutama pada sekolah-sekolah yang terletak di sepanjang pantai bisa dibangun bertingkat sehingga dapat bermanfaat sebagai tempat evakuasi tsunami," ujarnya.

Menurutnya, hingga kini baru sebagian kecil sekolah di sepanjang pantai Pesisir Selatan yang memiliki shelter. Padahal, keberadaannya sangat penting bagi masyarakat sekitarnya sebagai tempat penyelamatan jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami.

Mengingat anggaran pembangunan shelter sangat besar, maka Pemkab terus berupaya mencarikan jalan keluarnya dengan mengajukan usulan kepada pemerintah pusat agar seluruh sekolah yang ada di sepanjang pantai dibangun bertingkat untuk shelter.

Kepala Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Pesisir Selatan, Lahardi Piterson mengatakan, kabupaten itu membutuhkan minimal sepuluh shelter lagi karena sangat rawan akan tsunami. Semua daerah itu terletak di delapan kecamatan dari 15 kecamatan yang ada di kabupaten itu.

Jika pembangunannya dikabulkan, sebanyak sepuluh shelter itu dibangun di Kecamatan Koto XI Tarusan, Batangkapas, Sutera, Bayang, Linggo Sari Baganti, Lengayang, Ranah Pesisir dan Silaut.

Dari data PMI setempat, masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai di 12 kecamatan rawan tsunami sekitar 284 ribu jiwa atau separoh dari jumlah penduduk Pesisir Selatan saat ini yakni sebanyak 563.564 jiwa. Jarak pemukiman masyarakat dari bibir pantai di daerah itu berkisar 0 sampai 2 kilometer dan jauh dari ketinggian.

Selain shelter, 12 kecamatan itu, sebagian wilayahnya juga membutuhkan jalur evakuasi bagi masyarakatnya untuk menuju tempat ketinggian dalam mengantisipasi dampak buruk dari risiko bencana tsunami jika terjadi. (*)