Indra Azwan Pria Pencari Keadilan Minta Dukungan Komnas HAM Sumbar

id Indra Azwan, Pria Pencari Keadilan, Komnas Ham Sumbar

Indra Azwan Pria Pencari Keadilan Minta Dukungan Komnas HAM Sumbar

Indra Azwan (57), warga Malang, Jawa Timur, yang melakukan aksi jalan kaki keliling Indonesia, tiba di Padang, Sumatera Barat, Senin (14/3). Indra mencari keadilan selama 23 tahun dengan berjalan kaki sejak tahun 2010 untuk anaknya Rifki Andika (12) yang tewas akibat tabrak lari oleh oknum Polisi pada tahun 1993 dan pelakunya tidak tersentuh hukum hingga kini. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (AntaraSumbar) - Indra Azwan (57), pria yang berjalan kaki mengelilingi nusantara untuk mencari keadilan atas kematian anaknya 23 tahun silam, mendatangi Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Sumatera Barat (Sumbar) untuk mendapatkan dukungan.

"Saya datang kemari untuk mendapatkan dukungan dari Komnas HAM Sumbar, meminta keadilan atas kematian anak saya dalam insiden tabrak lari," katanya di Padang, Selasa.

Pria asal Kota Malang itu, meminta agar Komnas HAM membantu mendorong kejelasan Peninjauan Kembali (PK) ia ajukan pada Juli 2014 ke Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia.

"Kasus tabrak lari anak saya Rifki yang terjadi tahun 1993, telah ditolak oleh hakim pada 2008, karena sudah kedaluwarsa. Kemudian saya ajukan PK, namun sampai belum ada kejelasannya," ujarnya.

Ia menerangkan putusan PK tersebut diperlukan, untuk melihat keadilan seperti apa yang diberikan terhadap pihaknya.

Indra Azwan yang sampai di Kota Padang pada 8 Maret 2016, mendatangi kantor Komnas HAM Sumbar di Jalan Rasuna Said, yang didampingi tim dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang.

Kedatangan Indra Azwan tersebut disambut langsung oleh Ketua Komnas HAM Sumbar, Sultanul Arifin. Ia mengatakan untuk selanjutnya pihaknya perlu melakukan koordinasi dengan Komnas HAM pusat.

"Kami koordinasi dengan pusat untuk mendorong keluarnya salinan putusan dari MA. Kami prihatin dengan yang dialami oleh pak Indra Azwan," kata Sultanul.

Indra Azwan menegaskan, bahwa dirinya akan terus berjalan menyuarakan keadilan di setiap tempat yang disinggahinya dengan berjalan kaki.

"Hanya dua hal yang bisa menghentikan aksi saya. Dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara, atau saya meninggal," tegasnya.

Ia telah memulai perjalanan dari Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, pada 9 Februari 2016. Kemudian melewati daerah Sumatera Utara, Riau, Kepri, hingga akhirnya sampai di Sumbar.

Untuk selanjutnya, pria itu berencana menemui Gubernur Sumbar, dan melanjutkan perjalanannya menuju Provinsi Jambi, dan Bengkulu.

Pada bagian lain, putranya Rifki menjadi korban tabrak lari hingga tewas pada 1993. Salah satu pelaku di antaranya diduga adalah seorang polisi berpangkat Kompol. (*)