Bupati Tanah Datar: Warga Jangan Keliru Memaknai Gerhana

id Gerhana, Tanah datar

Bupati Tanah Datar:  Warga Jangan Keliru Memaknai Gerhana

Foto montase proses Gerhana Matahari Parsial (sebagian) dari Pantai Glagah, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari sebagian di wilayah DI Yogyakarta dengan magnitudo sekitar 84% itu terjadi antara pukul 06.20 WIB hingga pukul 08.35 WIB. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Batusangkar, (AntaraSumbar) - Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengingatkan masyarakat untuk tidak keliru memaknai peristiwa gerhana Matahari.

Peristiwa gerhana matahari bukan hanya semata fenomena alam melainkan sebuah tanda kebesaran Allah SWT, katanya usai pelaksanaan Sholat Gerhana di Lapangan Cindua Mato Batusangkar, Rabu.

Ia menyebut terjadinya gerhana matahari adalah menyaksikan kebesaran-Nya, membuat iman seseorang bertambah, perbanyak berzikir, berbuat baik dan bersedekah, sebagaimana tuntunan Rasulullah yang diajarkan kepada umatNya.

Ia mengajak kaum muslimin untuk senantiasa dekat dan mengingat Allah SWT yang mempunyai kuasa atas segalanya termasuk terjadinya gerhana Matahari.

Kepada generasi muda sengaja diminta turut melaksanakan Sholat Gerhana sebagai sarana tarbiyah atau pembelajaran bagaimana seharusnya menyikapi fenomena gerhana ini, ujarnya.

Sementara itu, Khatib Sholat Gerhana, Emrizal Datuk Hyang Basa menyampaikan banyak mitos tentang gerhana matahari yang dikaitkan dengan kematian atau kehidupan seseorang.

Mitos ini muncul ketika putra Rasulullah SAW bernama Ibrahim meninggal, saat itu terjadi gerhana matahari sehingga umat beranggapan gerhana dapat mengakibatkan meninggalnya seseorang.

Ia menjelaskan gerhana bulan maupun matahari jauh-jauh hari bisa diprediksi kapan muncul dan dianggap sebuah peristiwa langka yang perlu diabadikan.

Ketika saatnya tiba disambut suka cita dengan berbagai macam alasan dan motif seperti sebagai sarana edukasi, meningkatkan sektor pariwisata ataupun menggerakkan perekonomian.

Sebagai umat yang beriman kita harus menyikapinya sesuai yang dianjurkan Rasulullah SAW 14 abad yang lalu, sebut Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Tanah Datar ini.

Ia menjelaskan ada lima hikmah dibalik fenomena alam ini yakni gerhana harus diyakini sebagai tanda kebesaran Allah SWT, Matahari, Bulan dan alam semesta merupakan ciptaan-Nya dan semuanya diatur di bawah kendalinya sehingga Allah satu-satunya yang berhak untuk disembah.

Kemudian, gerhana sebuah pemisalan hari esok, matahari yang begitu terang benderang boleh menjadi gelap, bulan yang begitu indah boleh menjadi gelap tetapi hati manusia tidaklah boleh gelap.

Peritiwa gerhana sebagai peringatan umat manusia, khabar pertakut kepada manusia dari Allah SWT untuk memperbanyak berbuat baik, memohon ampunan-Nya dan menjauhi berbuat kerusakan di muka bumi. (*)