BPBD Pariaman-Kogami Adakan Simulasi Penanganan Bencana Bagi Siswa SD

id Simulasi Penanganan Bencana, BPBD Pariaman-Kogami

Pariaman, (AntaraSumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman bersama Komunitas Siaga Tsunami (Kogami) mengadakan simulasi penanganan bencana alam kepada siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 di kota itu, Kamis.

Kepala BPBD Pariaman Yaminurizal, menyebutkan, simulasi tersebut terkait program yang telah disusun oleh pemerintah setempat sejak 2015.

"Simulasi ini dilakukan bukan karena spontanitas akibat terjadinya gempa bumi pada Rabu malam (2/3), namun memang merupakan suatu rancangan yang telah disusun sebelumnya," tambah dia.

Ia menerangkan, simulasi tersebut telah dilakukan di beberapa sekolah terutama yang berada pada zona merah atau rawan bencana alam seperti Pesisir Pantai.

"Untuk tahap awal, pemerintah Pariaman memang lebih memfokuskan bagi sekolah yang radiusnya lebih dekat dengan bibir Pantai hal itu bertujuan agar pihak sekolah bersama anak didik tidak panik dalam menghadapi kemungkinan terburuk," jelasnya.

Sosialisasi yang diberikan tersebut seperti bagaimana memberikan diklat atau pelatihan khusus bagi sekolah, kepala sekolah dan anak didik dalam menghadapi fase awal ketika terjadi musibah alam seperti gempa bumi.

Rencananya kurang lebih 40 sekolah diberikan pelatihan simulasi tersebut, namun akan lebih difokuskan kepada 10 sekolah yang berada di zona merah.

Sebelumya pada Selasa (1/3) pemerintah setempat bersama instansi terkait juga telah mengadakan simulasi bencana alam di SD N 05 Taratak dengan sejumlah materi kepada para peserta.

Pada saat simulasi dilakukan ratusan siswa dikumpulkan dalam ruangan kelas, dan ketika sirene pemberitahuan bahaya berbunyi seluruh siswa diinstruksikan untuk berlindung di bawah meja.

Setelah itu para siswa dikumpulkan kembali di lapangan sekolah untuk bersiap-siap dievakuasi ke jalur yang telah ditentukan.

Sementara itu pendiri Kogami Sumbar, Patra Rina Dewi, menyebutkan, rangkaian utama yang dilakukan ialah memberikan diklat bagi kepala sekolah dalam menghadapi bencana alam.

Dengan memberikan pemahaman dan diklat bagi pihak sekolah maka diharapkan kedepanya setiap sekolah yang berada di zona rawan bencana bisa lebih sigap dan tidak panik.

"Kepala sekolah harus bisa memberikan nilai-nilai edukasi bagi anak didiknya agar mereka tidak panik, selain itu taraf pemikiran siswa jauh berbeda dengan orang dewasa sehingga dibutuhkan bimbingan yang maksimal," jelasnya.

Bagi sekolah yang berada di zona kategori aman, juga akan diberikan pemahaman bagaimana cara menghadapi dan menerima para pengungsi yang melarikan diri ke daerah tersebut sehingga tercipta kondisi kondusif. (cpw)